BANJARNEGARA, MAGELANGEKSPRES.ID – Penemuan 11 jasad dalam satu liang di Banjarnegara sontak membuat heboh publik. Betapa tidak, Tohari alias Mbah Slamet yang awalnya dicurigai sebagai pelaku pembunuhan PO, warga asal Sukabumi, Jawa Barat itu justru menguak tabir aksi kejahatan pembunuhan berantai sang dukung palsu.
Video kasus pembongkaran kuburan korban pembunuhan 11 mayat ini pun viral di media sosial.
Dalam video tampak tersangka Mbah Slamet atau Tohari mengenakan baju tahanan tengah melakukan oleh TKP di sebuah area persawahan disaksikan ratusan warga.
Selang beberapa lama, satu demi satu jenazah korban Mbah Slamet ini dievakuasi dari lokasi kejadian. Salah satu akun Instagram yang membagikan video ini adalah @andreli_48.
Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, kasus pembunuhan berencana tersebut berawal dari kesepakatan penggandaan uang antara Mbah Slamet dan korban PO.
“Mbah Slamet ini memiliki ‘tangan kanan’ yaitu saudara BS. Satu tahun lalu, saudara BS ini mengunggah ke Facebook yang isinya bahwa Mbah Slamet adalah orang pintar yang bisa menggandakan uang,” jelasnya.
Menurut dia, PO yang membaca unggahan itu pun tertarik, sehingga BS mempertemukannya dengan Mbah Slamet.
Sejak pertemuan itu, PO memberikan sejumlah uang dan mahar kepada Mbah Slamet. Namun hasil penggandaan uang tersebut tidak kunjung datang, sehingga korban mendatangi rumah pelaku untuk menagih janji.
Karena kesal, Mbah Slamet pun akhirnya menuangkan potasium sianida ke minuman korban. Jasad korban lalu dikuburkan di pinggiran hutan.
“Selain karena kesal terus-menerus ditagih, tersangka juga takut dilaporkan oleh korban ke penegak hukum, sehingga dia meracuni korban,” tegasnya.
Hendri menyampaikan, pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Mbah Slamet alias Tohari ini terkait dengan aksi penipuan yang dilakukan pelaku selama lima tahun belakangan.
Data sementara bahwa polisi telah menemukan 10 jenazah selain PO yang diduga dibunuh Tohari. Ke-10 jenazah itu ditemukan di sebuah lahan kosong yang ditanami singkong di lereng bukit.
Saat penggalian dilakukan polisi, Senin, 3 April 2023, ada 2-3 jenazah yang ditemukan dari tiga titik yang ditunjukkan Tohari. Tetapi jumlah jasad terus bertambah, bahkan sampai ditemukan 11 jasad. Ada yang masih utuh dan tinggal tulang belulang.
Pihak kepolisian sampai dengan saat ini masih melakukan pendalaman dan pengembangan terkait dengan kemungkinan adanya korban lain.
“Untuk identifikasi korban maupun jumlahnya, akan kami sampaikan dalam waktu dekat,” ujar Hendri.
Terkait dengan kasus tersebut, Kapolres mengatakan kedua tersangka, yakni TH alias Mbah Slamet dan BS dijerat Pasal 340 KUHP mengenai pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun. (*)