MAGELANGEKSPRES.ID – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbagtan) Yogyakarta Magelang memiliki mahasiswa pilihan dari seluruh Indonesia. Tidak sembarang orang bisa masuk di lembaga pendidikan kedinasan tersebut.
Seperti halnya keempat mahasiswa yang berkesempatan magang di laboratorium kultur jaringan V&M Biotechnology Muntilan milik Pranowo Singgihsandjojo.
Keempat mahasiswa terpilih tersebut adalah :
1. Frisila Vira Delvia, asal Sambas, SMKN 4 SPP SPMA Singkawang, Kalimantan Barat)
Mahasiswi semester 5 Polbangtan Yoma prodi teknologi benih baru MBKM dan juga berkesempatan magang perusahaan di PT Pertiwi Kediri. MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dengan program magang yang berlokasi di Desa Dinginan, Prambanan, Sleman.
2. Istianah, mahasiswi asal Salatiga Jawa Tengah
Melakukan penelitian tugas akhir di bidang kultur jaringan Pisang.
3. Maulaya Mulya Fajri Safira asal Situbondo, Jawa Timur SMAN 1 Situbondo)
Mahasiswi Polbangtan Yoma prodi teknologi benih ini melakukan penelitian tugas akhir di bidang kultur jaringan Kentang
4. Syahrani Dwi Lukmana asal SMAN 3 Makassar Sulawesi Selatan
Mahasiswi Polbangtan Yoma Prodi Teknologi Benih.
Keempatnya yang berasal dari luar kota tersebut berkeinginan ingin mengembangkan kultur jaringan di daerah asalnya saat sudah lulus kuliah. Bagi mereka minimnya pengetahuan kultur jaringan perlu dikembangkan mengingat kondisi lahan dan tanaman yang masih luas dan beragam.
Hal tersebut di tuturkan Frisila yang berasal dari Sambas menurutnya didaerahnya belum ada laboratorium kultur jaringan. Padahal laboratorium tersebut sangatlah penting digunakan untuk mengembangkan tanaman dan sarana edukasi bagi siswa yang ingin mendalami ilmu pertanian.
“Awalnya tertarik mendalami kultur jaringan saat masuk menjadi mahasiswa baru dan memilih UKM kebetulan ada UKM kultur jaringan ternyata masuknya juga diseleksi terlebih dulu. Nyoba dan akhirnya senang,”tuturnya.
Menurut Frisila belajar kultur memang awalnya susah namun terbiasa akhirnya mudah. “Kecewanya kalau pas kontaminan jadi yang harus diperhatikan adalah kebersihan atau steril saat menanam,”katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Istianah dan Maulaya yang akrab disapa Aji tersebut. Keduanya melakukan kerja lapangan di sevuah perusahaan benih kentang di Dieng.
Istianah berkeinginan tugas akhirnya mengambil penelirian kultur jaringan pada pisang sedangkan Aji ingin mengembangkan pembibitan kentang secara kultur jaringan. “Karena sudah terlanjur sering belajar kultur jadi ingin mengembangkan kultur saja,”tuturnya.
Berbeda dengan Syahrani atau Rani ini belajar kultur awalnya coba-coba. Apalagi saat belajar dalam masa pandemi Covid-19 yang belajar secara terbatas secara online.
“Awal-awal mengenal kultur biasa saja namun setelah kita praktek jadi senang dan ketagihan,”ucapnya kata gadis yang sempat ditulis di Rani Jaringan, Disway 3 September 2022. Anak muda tertarik pertanian, tekuni kultur jaringan Prodi teknologi benih.
Rani juga baru melakukan penelitian tugas akhir di bidang kultur jaringan tanaman Porang. Kepiawaiannya melakukan kultur pada tanaman porang ini membuatnya diundang salah satu tokoh terkenal Dahlan Iskan YouTube: Podcast Energi Disway, 28 September 2022 lalu.
“Tanaman porang ini memang baru menjadi primadona karena salah satu tanaman ekspor. Bibitnya yang banyak dicari pun akhirnya membuat para peneliti melakukan perbanyakan melalui kultur jaringan,”imbuhnya. (hen/adv)