MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Menjelang perayaan Imlek yang jatuh pada Minggu, 22 Januari 2023, masyarakat Tionghoa di Indonesia mulai melakukan berbagai persiapan, termasuk persiapan ibadah. Untuk itulah beberapa orang biasa merayakannya di kelenteng-kelenteng terdekat atau yang paling populer di Indonesia.
Tidak hanya keturunan Tionghoa saja, masyarakat umum maupun turis dari berbagai kalangan pun turut mengunjungi kelenteng. Mereka biasanya menikmati sajian beragam pertunjukan di acara Cap Go Meh atau 14 hari pasca-Imlek.
Jika kamu ingin menyaksikan berbagai kemeriahan perayaan Imlek di tempat suci masyarakat Tionghoa, berikut ini lima rekomendasi kelenteng megah dan sarat sejarah yang bisa kamu kunjungi di Jawa Tengah dan Jogjakarta.
1. Liong Hok Bio
Selain terkenal karena memiliki Candi Borobudur yang menjadi mahakarya, Magelang juga punya objek wisata religi yang tidak kalah menarik. Salah satunya Kelenteng Lion Hok Bio.
Kelenteng yang terletak di Jalan Alun-alun Selatan ini juga sebagai tempat wisata. Kelenteng ini masih aktif dijadikan tempat berbagai kegiatan seperti perayaan Imlek, Cap Go Meh, dan bakti sosial lainnya.
Tempat ibadah ini pernah terbakar beberapa tahun silam dan sekarang sudah mendapatkan sentuhan pembangunan sehingga semakin terlihat megah.
Tidak hanya untuk peribadatan, banyak warga yang memanfaatkan area Kelenteng Liong Hok Bio untuk mengisi beranda media sosial mereka, karena struktur bangunan yang terlihat megah dan indah.
2. Hok An Kiong
Masih berada di Magelang, Kelenteng Hok An Kiong juga tidak kalah cantik dan megah. Hok An Kiong terkenal memiliki Hio-lo atau tempat untuk menancapkan dupa yang paling besar di Asia Tenggara.
Hio-lo berbahan perunggu ini merupakan buatan negara China, dengan ukuran panjang 158 cm, diameter 188 cm, dan berat 3,8 ton. Hio tersebut dibuat pada tahun 2002. Hio-lo ini merupakan sumbangan dari seseorang yang sering melaksanakan ibadah atau pemujaan di kelenteng ini.
Kelenteng Hok An Kiong terletak di Jalan Pemuda Nomor 100 Muntilan, Kabupaten Magelang. Sama dengan kelenteng lainnya, Hok An Kiong juga merayakan Tahun Baru Imlek dan perayaan Cap Go Meh tahun ini.
3. Klenteng Sam Poo Kong
Klenteng ini berlokasi di Simongan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Sebelum jadi rumah ibadah, dulunya tempat tersebut adalah goa yang dijadikan tempat peristirahatan Laksamana Ceng Ho ketika sedang berlayar.
Selama berada di kawasan Simongan, Laksamana Ceng Ho mengajari banyak hal kepada warga sekitar seperti bercocok tanam, membangun rumah, dan sebagainya. Hal itulah yang menyebabkan warga Simongan sangat menghormati Laksamana Ceng Ho walaupun dia adalah seorang muslim.
Kemudian di tempat tersebut dibangun sebuah Klenteng dengan patung Laksamana Ceng Ho sebagai bentuk penghormatan padanya. Area Klenteng Sam Poo Kong memiliki luas area yang cukup besar, bangunannya didominasi warna merah dan kental dengan nuansa oriental.
Kelenteng ini dibuka untuk umum kecuali beberapa ruangan yang khusus digunakan untuk tempat ibadah.
4. Tien Kok Sie
Kelenteng Tien Kok Sie berada di Kota Solo, Jawa Tengah. Tempat ibadah ini memang hampir tidak pernah sepi, baik masyarakat Tionghoa maupun lainnya, sering mengunjungi kelenteng yang diklaim tertua di Indonesia tersebut.
Saat ini, kelenteng tersebut turut diramaikan dengan lampu lampion yang indah ketika malam hari, sehingga sangat cocok untuk dijadikan tempat wisata maupun update status di media sosial.
Keelokan Kelenteng Tien Kok Sie yang berada tepat di selatan Pasar Gede itu tidak diragukan lagi. Sebab, meskipun diapit ruko-ruko yang tinggi kelenteng yang juga disebut Vihara Avalokitesvara itu masih akan tetap memesona.
Kelenteng di Solo ini diperkirakan yang paling tua di Indonesia. Berdasarkan penelusuran sejarawan, kelenteng tersebut dibangun tahun 1745-1748. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pernah mengatakan bahwa sejarahnya tanah kelenteng ini diberikan dari Keraton Solo yang pembangunannya berbarengan dengan Keraton Kasunanan.
5. Kwan Tee Kiong
Kelenteng Kwan Tee Kiong atau Kelenteng Poncowinatan berada di Jalan Poncowinatan, Kota Jogjakarta. Tahun ini, kelenteng tertua di Jogja ini hampir menginjak 142 tahun. Bahkan Kelenteng Poncowinatan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Permenbudpar RI No PM.07/PW.007/MKP/2010.
Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, Selasa, 17 Januari 2023, Kelenteng Poncowinatan didirikan pada 1879. Rumah ibadah itu berdiri di atas tanah hibah dari Sultan Hamengku Buwono VII.
Tanah tersebut sengaja dihibahkan Sultan kepada masyarakat Tionghoa yang ada di Jogja. Lalu sebagai balasan dan ungkapan terima kasih, warga keturunan kemudian membangun kelenteng sengaja menghadap ke selatan atau ke arah Keraton Jogja.
Tidak itu saja, Kelenteng Kwan Tee Kiong ini juga dilengkapi fasilitas pendidikan berupa Sekolah Dasar Tionghoa modern bernama Sekolah Tiong Hoa Hak Tong. Sekolah ini didirikan Perserikatan Orang Tionghoa, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK), pada 1907. Sekolah yang berada di sebelah barat kelenteng itu sekarang digunakan untuk Sekolah Budya Wacana. (*)