MAGELANGEKSPRES.ID – Umat Muslim saat ini sedang digegerkan dengan aksi pembakaran Al-Quran di Stockholm, Swedia beberapa waktu lalu. Aksi ini didalangi oleh politisi Swedia, Rasmus Paludan, ia melancarkan aksinya di Kedutaan Besar Turki di Swedia.
Paludan ini adalah pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras. Ia berkewarganegaran Swedia dan pernah menggelar sejumlah demonstrasi di masa lalu dimana ia membakar Al-Quran. Setelah mengantongi izin dari pihak kepolisian, protes yang ia lakukan ini merupakan suatu kebebasan berkespresi di Swedia.
Tentunya hal ini mengundang beberapa Negara yang masyoritas penduduknya beragama Islam untuk angkat bicara. Tak lain adalah Indonesia, dalam cuitan akun Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia menerangkan bahwa Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci AL-Quran oleh Rasmus Paludani politisi Swedia di Stockholm.
Dalam keterangan berbahasa Inggris, Kemenlu melanjutkan tindakan tersebut merupakan tindakan penistaan telah menyakiti dan menodai toleransi agama. Kebebasan berkekspresi harus dilaksanakan dengan cara bertanggung jawab.
Sementara itu Wakil Ketua MPR yang juga sekaligus Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakan bahwa dasar untuk masyarakat Internasional melakukan penggalangan penolakan tindakan pembakaran Al-Quran yang merupakan praktek Islamophobia ekstrim, sangat kuat dan relevan
Pasalnya pada 15 Maret 2022 lalu, PBB sudah menetapkan hari tersebut sebagai hari internasional untuk menangkal Islamophobia, dimana resolusi itu diterima dan diputuskan di siding umum PBB. Dalam keterangan yang ditulis di akun twitternya pihaknya mendukung sikap beberapa Negara yang sama- sama mengutuk keras aksi ini.
“Dukung sikap Malaysia, Indonesia, Turki, Qatar dll yang sama-sama mengutuk keras pembakaran kitab suci AL-Quran oleh ekstrimis Rasmus P. Sebaiknya OKI segera menuntut agar Swedia menghentikan dan menghukum ybs, karena itu bukan kebebasan berkekspresi, tapi laku intoleran radikal dan teror juga,” tulisnya.
Tak hanya pemerintah Indonesia rupanya yang turut bersuara, terlebih Negara Turki sangat marah dengan aksi ini. Pasalnya Swedia membutuhkan Turki untuk masuk ke aliansi militer karena ketakutan di Eropa tumbuh setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Hal ini membuat Turki membatalkan kunjungan menteri pertahanan Swedia yang bertujuan untuk mengatasi keberatan Turki terhadap keanggotaan NATO-nya. Beberapa Negara Arab termasuk Arab Saudi, Yordania dan Kuwait juga mengecam pembakaran AL-Quran.
Di Istanbul, sekelompok orang kurang lebih 200 orang menggelar aksi unjuk rasa dengan membakar bendera Swedia di depan konsulat Swedia sebagai tanggapan atas pembakaran Al-Quran. (mg1)