BATANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Batang tengah menyusun kajian risiko bencana tematik Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Hal itu menyusul peristiwa banjir lumpur yang terus menerjang pemukiman padat penduduk di Dukuh Celong, Desa Ketanggan, Kecamatan Banyuputih.
“Iya, kami sedang mengkaji risiko bencana tematik di wilayah KIT Batang. Karena selain bencana banjir lumpur yang akhir akhir ini terjadi, beberapa waktu lalu wilayah Pantai Celong juga pernah disapu oleh angin puting beliung,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Batang, Ulul Azmi, Kamis (7/10/2021).
Ulul juga mengimbau pada masyarakat Desa Celong agar mempersiapkan diri dengan potensi terjadinya banjir lumpur susulan. Mengingat saat ini sudah masuk musim penghujan, dengan intensitas sedang. Terlebih, tahun ini, kata dia, curah hujan maju dalam satu dasarian (10 hari).
“Kami ingin mengumpulkan masyarakat Celong maupun Ketanggan, untuk memberikan semacam sosialisasi atau pelatihan terkait kesiapan masyarakat dalam menghadapi banjir lumpur susulan, yaitu dengan membuat rencana evakuasi melalui penentuan jalur evakuasi dan penentuan titik kumpul evakuasi,” ungkap Ulul.
Ulul pun mengatakan, bahwa BPBD telah memberikan rekomendasi pada manajemen KIT Batang agar melakukan penanganan darurat pada banjir lumpur yang terjadi. Ulul meminta KIT Batang mensiagakan pompa penyedot air dengan kapasitas tinggi sebanyak satu hingga dua unit di kolam retensi.
“Kami minta disiapkan pompa stand by selama musim penghujan. Kami berikan tenggat waktu pemasangan pompa hingga 30 September 2021 lalu, dan kemarin saya koordinasi dengan pihak manajemen, pompa sudah dipasang di kolam retensi sebanyak tiga unit. Harapannya, saat datang hujan lebat, pompa bisa bekerja, membuang air dari dalam kolam retensi ke laut,” katanya.
Menurutnya, pemasangan pompa penyedot air itu hanya bersifat penanganan darurat saja, selagi konstruksi pipa pembuangan (outlet) dari kolam retensi yang direncanakan melewati bawah jalur rel kereta api mendapatkan izin dari Direktur Jenderal Perkeretaapian.
*Tak Perlu Izin
Terpisah, Bupati Batan,g Wihaji perintahkan Direksi KIT Batang segera atasi banjir Celong. Di antaranya menyelesaikan pembuatan saluran air di bawah rel kereta. Sehingga air tidak membanjiri underpass dan pemukiman warga.
“Kalau saya lihat ini sudah PSN (proyek skala nasional), jadi ngapain izin-izin. Yang penting koordinasi dengan PT KAI. Ini kan darurat juga,” tegas Bupati Wihaji, Selasa (5/10/2021).
Menurutnya, box crossing tersebut perlu segera dikerjakan, mengingat saat ini mulai masuk musim penghujan. Banjir bercampur lumpur sendiri telah terjadi sebanyak lima kali. Terakhir, banjir imbas pengalihan lahan perkebunan karet dan tebu untuk industri itu terjadi Selasa (28/9/2021) dini hari.
Sekitar 200 lebih rumah warga terkena dampak banjir lumpur tersebut. Underpass di bawah rel kereta yang menjadi akses utama pun tak bisa dilewati, tergenang hingga bagian atas terowongan. “Sudah kami perintahkan keras, pokoknya tolong diselesaikan masalah tersebut, agar tidak terulang. Lebih cepat lebih baik,” cetusnya.
Sementara itu, Director of Operation dan Technic Kawasan Industri Terpadu Batang, Adler Manarissan Siahaan mengatakan, kini managemen Grand Batang City tengah melakukan perbaikan pada saluran air yang rusak dan mulai menempatkan tiga alat mesin pompa air.
“Drainase yang rusak sudah tak lagi mampu menampung debit air limpahan dari kawasan jika turun hujan lebat. Oleh karenanya, saat ini kami tengah melakukan proses perbaikan,” ujarnya.
Ia yang didampingi General Manajer Teknik dan Infrastruktur, M. Nico Setyawan, juga menjelaskan bahwa para petugas di lapangan saat ini tengah memperbaiki drainase yang sudah rusak, serta aliran air yang bersumber dari hulu sungai menuju ke hilir dibelokkan ke kolam retensi yang sudah disiapkan oleh petugas.
Menurut dia, jika debit air terus meningkat, maka mesin pompa air yang sudah disiagakan tersebut langsung difungsikan untuk membuang air ke laut. “Selain kolam penampung air yang sudah disiapkan sebelumnya, tiga mesin pompa air sudah terpasang di lokasi dan bisa digunakan langsung manakala volume air limpahan dari kawasan tersebut sudah melebihi kapasitas,” jelasnya. (fel)