MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Setelah lebih dari 2 tahun masa pandemi, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa) Kementan kembali membuka kelas tatap muka. Familiar dengan penggunaan perangkat digital selama era pandemi, mahasiswa baru diajak untuk tetap memanfaatkan digitalisasi untuk mendorong peningkatan kegiatan di dunia riil.
Disampaikan oleh Wakil Direktur 3, Budi Purwo Widiarso pada penutupan Mabidama (masa bimbingan dasar mahasiswa baru) Tahun 2022, penguasaan komunikasi menjadi aspek penting dalam era teknologi.
“Komunikasi, di masa krisis seperti yang kita sama-sama hadapi saat ini, adalah faktor kunci. Dengan berkomunikasi, berbagai permasalahan yang muncul sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari Covid-19 akan dapat kita hadapi dan atasi bersama”, ucapnya.
Budi mengajak mahasiswa untuk bijak dalam berkomunikasi secara efektif, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
“Mengingat pentingnya komunikasi, saya ingin mengajak kita semua untuk melakukan komunikasi dengan cara yang baik dan efektif, baik komunikasi in person maupun melalui media sosial”, tegasnya.
Di depan mahasiswa baru jurusan pertanian dan peternakan, Ia menyatakan mahasiswa Angkatan 2022 ini spesial. Seperti diketahui, 315 mahasiswa baru Polbangtan YoMa Tahun 2022 merupakan hasil seleksi dari 2.024 pendaftar. Mereka mendaftar melalui 5 jalur yang disediakan, jalur tugas belajar, undangan, umu, Kerjasama, POSKM (Prestasi, Olahraga, Seni, Keilmuan, dan Minat).
Ditambah dengan keistimewaan lingkungan tumbuhnya, mahasiswa yang notabene adalah generasi Z, mendapatkan kemudahan melalui berbagai teknologi yang berkembang sangat cepat.
“Kaum milenial dan generasi Z tumbuh di dalam era, di mana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berlangsung dengan sangat pesat mulai dari komputer, sibernetika, telekomunikasi, World Wide Web, Internet, telepon seluler, hingga ponsel pintar dengan berbagai platform digital yang menyertainya.”
Dalam riset yang dilakukan oleh The Center for Generational Kinetics di 2017, Generasi Z mendapatkan penghasilan mereka sendiri lebih awal dibandingkan generasi sebelumnya. Gen Z secara aktif bekerja untuk mendapatkan uang di usia muda, baik melalui pekerjaan sampingan atau lepas. Tak heran bila bidang pekerjaan yang diminati oleh mahasiswa Generasi Z adalah pengusaha –sebesar 23 persen.
Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan vokasi Polbangtan dalam mencetak wirausahawan di sektor pertanian. Dengan memanfaatkan teknologi dan aplikasi komunikasi efektif, generasi Z mempunyai potensi yang besar dalam menguasai pasar.
Budi melanjutkan, “Fakta menunjukkan bahwa meskipun semakin banyak peristiwa yang direkam, di-update, dibagikan melalui media sosial, ini semua tidak mengurangi interaksi sosial di dunia nyata. Kebutuhan akan capturing the moments di media sosial justru meningkatkan mobilitas sosial di dunia real. Fakta lain memperlihatkan bahwa permintaan di sektor kuliner, karena meluasnya promosi oleh netizen, justru meningkatkan permintaan akan produksi bahan pangan, dan mendorong produktivitas di sektor agrikultur. Artinya, peningkatan kegiatan di dunia virtual/digital justru mendorong peningkatan kegiatan di dunia real sebagai hyper-connected world.”
Fakta ini membeberkan peluang yang terbuka lebar bagi mahasiswa Polbangtan untuk menciptakan lapangan kerja inovatif di masa mendatang. Berhasil merebut kursi kuliah di Polbangtan, mahasiswa baru kemudian ditantang untuk merebut pasar melalui digitalisasi.
Ditekankan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo, adaptif terhadap teknologi adalah kriteria utama yang diperlukan untuk dapat bersaing.
“Para generasi muda yang melek teknologi digital saat ini sangat dibutuhkan, karena jaman telah mengalami perubahan dari penggunaan teknologi konvensional ke Teknologi 4.0, bahkan sudah mulai beralih ke Society 5.0,” jelas Syahrul.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pertanian SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi meminta generasi penerus pertanian untuk memanfaatkan industry 4.0.
“Kalian semua harus menguasai seluruh inovasi teknologi pertanian. Kalian semua harus melek teknologi, mampu memelihara dan menghasilkan teknologi-teknologi yang baru lagi yang lebih efisien lebih produktif,” ujar Dedi.(hms)