WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM – Pemkab Wonosobo akan menyiapkan skema untuk menekan inflasi, dampak dari kenaikan BBM. Sebanyak 2 persen APBD telah disiapkan untuk dongkrak sejumlah sektor.
“Ada refocusing 2 persen dari APBD, untuk dialokasikan menekan inflasi dampak kenaikan BBM, hitungan sementara sekitar Rp 4,2 miliar, ” ungkap kepala BPPKAD, Moh Kristijadi.
Menurutnya, alokasi penyiapan anggaran sebesar 2 persen dari APBD tersebut sebagai langkah antisipasi terjadinya inflasi akibat kenaikan harga BBM pada tanggal 3 September 2022.
“Menghadapi ancaman inflasi, sesuai arahan menteri ada alokasi khusus atau refocusing. Sebab kenaikan BBM akan berdampak pada kenaikan harga harga yang lain,” ujarnya.
Dijelaskan sesuai arahan kementerian dalam negeri, pemkab diminta untuk mencari cara mengendalikan inflasi.
Salah satunya menggunakan dana 2 persen dari APBD, bisa dana daerah yang bersumber dari dana bagi hasil, untuk diarahkan untuk kegiatan yang sifatnya subsidi.
“Bidang yang disasar bisa macam macam, ada transportasi biaya angkut, bidang pangan dan ekonomi produktif, ” ucapnya.
Sementara itu, Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo mengatakan pemkab terus melakukan pembahasan dan kajian terhadap alokasi anggaran 2 persen APBD itu.
“Kita lakukan pembahasan dengan berbagai OPD terkait, termasuk juga tim pengendali inflasi daerah, nilainya berarti sekitar Rp4,2 miliar, ” katanya.
Menurutnya, pemkab juga bergerak secara cermat dalam mengalokasikan anggaran tersebut agar mampu menekan ancaman inflasi dampak kenaikan.
“Dari pembahasan yang kita lakukan, dua sektor yang disasar, yaitu bantuan sosial dan penciptaan lapangan kerja,” ucapnya.
Disebutkan, untuk bansos akan disesuaikan dengan yang saat ini sudah berjalan, hanya saja sasaran berbeda. Sedangkan untuk penciptaan lapangan kerja akan diarahkan ke padat karya
“Untuk bansos polanya sama hanya sasaran yang berbeda. Sedangkan untuk padat karya masih kita formulakan sekema teknisnya yang tepat, ” pungkasnya. (gus)