TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID – Ngabuburit merupakan istilah yang identik dengan bulan Ramadan sebagai kegiatan untuk menunggu waktu buka puasa tiba.
Banyak cara yang bisa dilakukan, seperti halnya anak-anak di Dusun Bebengan, Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung.
Setiap sore selepas salat Ashar di bulan Ramadan, anak-anak di dusun tersebut mengisi waktu dengan bermain pletokan bambu atau sontokan bambu.
Permainan pletokan bambu merupakan permainan tradisional asal Betawi yang eksis di beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Nama pletokan diambil dari suara alat permainannya yang berbunyi “pletok”.
Di Indonesia sendiri, permainan ini dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda di masing-masing daerah.
Masyarakat Sunda menyebut pletokan dengan sebutan bebeletokan.
Sementara di Probolinggo dan Madura, dikenal dengan sebutan tor cetoran.
Sedangkan di Jawa Tengah, banyak orang menyebut pletokan dengan tulup atau sontokan.
Salah satu orang tua anak, Mustofa (41) mengatakan, permainan tradisional perang pletokan hanya dimainkan saat bulan puasa tiba.
Selain menunggu waktu berbuka puasa, ranting bambu sebagai bahan baku utama dalam pembuatan senjata pletokan banyak dijumpai di daerah tersebut.
“Biasanya memang dimainkan saat bulan puasa saja. Kalau pletokannya sendiri dibuat dari ranting bambu diameter 1 cm,” ujarnya.
Mustofa mengaku, tak khawatir jika anaknya memainkan permainan tersebut.
Sebab, selain untuk melestarikan permainan tradisional ditengah gempuran gadget, peluru yang digunakan pada permainan tersebut merupakan kertas bekas yang dibasahi air.
Alhasil peralatan permainan itu dinilai tidak membahayakan jika mengenai tubuh.
“Seneng-seneng aja dari pada kegiatan lain yang tidak jelas. Lagipula (permainan) ini aman untuk anak-anak,” imbuhnya.
Permainan ini biasa dimainkan oleh anak laki-laki usia 6-13 tahun.
Mereka seolah-olah sedang menjadi orang yang berada dalam sebuah pertempuran dan seringkali menirukan adegan pertempuran dalam sebuah film.
Fahturoyan (7) mengatakan, dibutuhkan kerja sama antar kelompok untuk dapat menjatuhkan musuh dengan serangan peluru kertas.
“Siapa yang kena peluru, dia yang kalah,” ucapnya.
Sementara itu, Putra Halim (9) mengaku senang memainkan permainan pletokan bambu bersama teman-temannya. Selain seru, waktu menunggu berbuka puasa terasa sangat cepat karena asyik bermain.
“Kalau main perang-perangan, waktu buka puasa jadi terasa cepat. Tahu-tahu udah mau buka puasa,” ujarnya. (mg3)