PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.ID – Ada yang unik sekaligus kreatif dalam pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Purworejo. Para tenaga kesehatan (Nakes) dari Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Purworejo berinisiatif memakai seragam ala siswa sekolah dasar (SD) untuk menarik minat anak-anak serta tidak takut divaksin.
EKO SUTOPO, Purworejo
Hari masih pagi di SD Maria Purworejo, Jumat (24/12). Sejumlah siswa mengenakan seragam Pramuka warna coklat antre dengan tertib untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 jenis CoronaVac.
Namun, ada yang berbeda. Di bilik vaksin, beberapa orang tampak mengenakan seragam putih merah dan telah berwajah dewasa. Ya, mereka bukanlah siswa, melainkan para Nakes yang bertransformasi sementra menjadii siswa SD.
“Jadi ini memang inisiatif kami sendiri, agar anak-anak itu kesannya seperti bertemu dengan teman-temannya. Kemarin juga dari Dinas Kesehatan membolehkan memakai kostum dan kami memilih kostum anak SD ini,” kata Suprapti, koordonator vaksinasi RS Kasih Ibu.
Pemakaian kostum SD oleh Nakes disambut baik para siswa. Tidak ada kendala berarti saat pelaksanaan vaksinasi, tetapi sempat ada beberapa siswa yang masih takut untuk disuntik vaksin.
“Sebenarnya tidak ada kendala, tapi iya ada yang takut satu atau dua wajar karena masih anak-anak, sepertinya yang takut itu memang dari rumah sudah takut duluan,” lanjutnya.
Setelah pelaksanaan vaksinasi di SD Maria, penggunaan kostum unik masih akan dilkukan di sekolah lain. Ke depannya kostum juga akan berganti-ganti dengan mempertimbangkan situasi.
“Kadinkes juga sudah menyampaikan kalau hanya di handle oleh Puskesmas nanti kerepotan, maka rumah-rumah sakit terdekat dengan sekolahan ikut membantu vaksinasi. Nanti tetep pakai kostum tapi ganti lagi, rencana pakai seragam anak sekolah yang korea-korea itu,” jelasnya.
Sedikitnyada sekitar 8 personel tenaga vaksinator RS Kasih Ibu yang disiagakan. Menurut Suprapti, para nakes tersebut mendapat kostum anak SD dari hasil meminjam baju milik anak atau saudara mereka.
“Kita sudah ada yang punya anak SD, atau ponakan-ponakan. Kita hanya beli aksesoris pendukung saja. Tapi untuk kostum ke depan kita akan jahitkan,” ungkapnya.
Salah satu siswa SD Maria yang ikut dalam vaksinasi, Kevin Santoso (10) didampingi orang tuanya, Eko Santoso (39), terlihat antusias dan tidak takut saat mendapat suntikan vaksin dari para nakes.
“Kostumnya unik, teman-teman pada ketawa. Tadoi divaksin nggak sakit, cuma kayak digigit semut,” kata siswa kelas 4 SD itu.
“Mau divaksin karena biar sehat, terhindar dari Covid-19, biar cepat masuk sekolah juga bareng teman-teman,” imbuhnya.
Eko selaku orang tua juga sangat mendukung vaksinasi bagi anak yang dicanangkan Pemkab Purworejo. Jika anak sudah divaksin, orang tua juga akan merasa tenang saat anaknya sekolah atau keluar rumah.
“Belajar mengajar juga agar berjalan seperti semula, karena orang tua juga cukup kerepotan jika pembelajaran terus dilakukan secara daring,” ujarnya.
Ada sekitar 179 siswa siswa SD Maria yang mengikuti vaksinasi anak tersebut. Setelah vaksinasi ini, pihak sekolah pihaknya belum dapat memastikan apakah akan melakukan pembelajaran tatap muka penuh atau belum.
“Ini kan juga masih libur, nanti setelah libur kami biasanya akan ada masa karantina dulu sebelum pembelajaran setelah libur. Pada intinya kami menunggu aturan dari pemerintah, keputusannya seperti apa, yang jelas kami tetap jalankan aturan yang ada dan mematuhi protokol kesehatan yang ada,” terang Kepala SD Maria, Suster Athanasia. (*)