PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.COM – Seluruh destinasi wisata yang dikelola Pemerintah Kabupaten Purworejo saat ini masih ditutup, meskipun telah berstatus daerah PPKM level 3. Namun, sebagian destinasi wisata desa yang dikelola mandiri oleh masyarakat sudah mulai melakukan simulasi pembukaan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dana Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo, Agung Wibowo AP, saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa destinasi wisata yang berada di bawah pengelolaan Pemkab Purworejo belum resmi beroperasi karena Purworejo masih berada di level 3 PPKM. Namun, pihaknya tidak melarang destinasi lain, seperti desa wisata untuk mulai melakukan simulasi pembukaan layanan.
“Namanya simulai pembukaan,” ungkapkan, Senin (11/10).
Ada beberapa batasan yang harus dipenuhi desa wisata untuk dapat melakukan simulasi. Pertama yakni terkait protokol kesehatan (Prokes). Pengelola wajib menerapkannya secara ketat dan didukung dengan perangkat yang memadai, seperti alat cek suhu tubuh alat cuci tangan.
“Untuk pembatasan pengunjung maksimal 30 persen,” sebutnya.
Kendati demikian, pembukaan tersebut masih sebatas simulasi sesuai aturan yang ada. Masih banyak pembatasan yang harus dipenuhi, dengan pengertian belum 100 persen destinasi menerima kunjungan masyarakat.
Seperti halnya destinasi digital Pasar Inis Desa Brondongrejo Kecamatan Purwodadi, Purworejo. Jumlah pengunjung masih jauh dari jumlah normal sebelum ada pandemi. Tercatat jumlah pengunjung berada di kisaran 300 orang dengan perincian 200 orang dewasa dan sisanya anak-anak.
Selain menerapkan protokol kesehatan ketat, jauh-jauh hari pengelola sudah bersiap dengan menata ulang lingkungan. Destinasi yang memiliki andalan produk kuliner tradisional dan buka saban tiap hari Minggu pagi itu, mengubah tata letak lapak tempat warga berjualan.
“Lapak tidak serapat dulu lagi jaraknya. Tempat duduk atau istirahat pengunjung juga diubah dan dijaga jaraknya sehingga tidak ada kerumunan,” tutur Lurah Pasar Inis, Purnomo Rianto.
Tetap memberikan hiburan melalui solo organ, di depan panggung utama juga tidak ada ruang terbuka sehingga tidak ada pengunjung yang dapat berjoget dengan leluasa. Selain itu, ajang senam bersama yang menjadi bentuk keguyuban atau kerukunan antara pedagang dan pengunjung juga dilakukan pembatasan.
“Ada beberapa sesi senam bersama yang digelar. Tidak lagi semua bebas ikut senam karena memang kita memberikan pembatasan untuk setiap komunitas pengunjung yang datang. Di bagian akhir, barulah pedagang bisa bersenam bebas setelah pengunjung mulai habis,” jelasnya.
Terkait animo masyarakat, Purnomo menyebut antusias pengunjung sebenarnya sangat tinggi. Namun, tampaknya masyarakat juga masih menunggu sehingga mereka yang datang baru sebatas kelompok-kelompok kecil atau keluarga.
“Tidak sampai ada yang datang dengan rombongan besar. Dan itu juga didominasi warga lokal Purworejo saja,” sebutnya.
Menurut Purnomo, pada hari Minggu (10/10) kemarin merupakan simulasi pembukaan ketiga. Pihaknya mengikuti himbauan dari Dinparbud Purworejo untuk membuka sebagian atau melakukan simulasi pembukaan.
“Kami sudah merindukan kembali suasana berjualan dan menyapa masyarakat lagi. Apalagi kegiatan hari ini adalah perayaan sederhana koperasi pedagang pasar inis yang sudah berdiri selama satu tahun dan kami rayakan kecil-kecilan,” tandasnya. (top)