BOROBUDUR, MAGELANGEKSPRES.ID – Guru di jajaran Kemenag didorong untuk melahirkan karya, termasuk karya tulis. Dikarenakan hal tersebut akan membantu dalam kenaikan pangkat. Guru termasuk jabatan fungsional, angka kredit termasuk bagian dari untuk mengukur bisa naik pangkat atau tidak.
“Selama guru tidak membuat PAK maka selamanya guru tidak naik pangkat. Salah satu unsur adalah bisa melalui karya seperti penulisan karya, yang dibukukan atau paling tidak diseminarkan,” ucap Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Magelang, H Zainal Fatah SAg, MSI, saat Launching tiga buku karya guru jajaran Kemenag Kabupaten Magelang, Rabu (29/12/2021) di Balkondes Tuksongo Borobudur.
Menurut Zainal, kendala guru untuk berkarya tulis adalah kemauan, di mana banyak ghuru yang potensial namun “Ogah-ogahan” untuk berkarya.
“Mau melangkah sudah membayangkan sulit untuk menulis. Padahal tidak sesulit itu, apalagi Dari IAIN Salatiga sudah memberikan peluang, untuk berikan diklat menulis, hasil dari bimbingan diklat akan dibukukan oleh IAIN Salatiga,” jelas Zainal, mengapresiasi guru yang telah berkarya melalui penulisan buku.
Zainal mengatakan, lahirnya tiga buku tersebut diharapkan memacu semangat guru lain khususnya di Kabupaten Magelang dan kota lain pada umumnya untuk mengikuti proses kreatif mereka, dengan menghasilkan karya-karya terbaiknya.
“Kita sangat mendukung para guru di Kabupaten Magelang, bagi kedua penulis, tentu saja diharapkan tidak berhenti pada karya ini, namun menyusul karya lain yang tentu saja untuk menambah keilmuan dan wawasan kita semua,” tegasnya.
Dirinya menambahkan, buku-buku ini lebih dari sekedar karya inovatif pengembangan profesi guru dan Pengembangan berkelanjutan tetapi juga merupakan kontribusi positif bagi khasanah sastra Indonesia dalam mewujudkan Madrasah Mandiri Berprestasi.
“Semoga karya karya ini menjadi ladang dakwah sekaligus menggugah inspirasi kreatifitas bagi para guru dalam menebar ilmu,” harapnya.
Adapun peluncuran buku tersebut berjumlah tiga buku dari dua penulis yang berbeda. Buku pertama berjudul Semesta Dalam Genggam Asmaul Husna buah karya Yuni Dwi Wiratni sedangkan buku kedua dan ketiga berjudul Di Ujung Rindu dan Friendzone yang ditulis oleh Yuniar Widati. Kedua penulis merupakan Guru di jajaran Kemenag Kabupaten Magelang.
Pada kesempatan tersebut, Yuniar Widati mengungkapkan bahwa, buku tersebut merupakan karya ke -6 dan 7. Setelah buku ini, Yuniar sendiri tengah merampungkan buku lain berjudul Denyut Kembara, Pentigraft dan kumpulan puisi.
Tema buku Di Ujung Rindu adalah mengenai cinta dan persahabatan yang tidak akan pernah habis untuk untuk diulik, terinspirasi dari kisah hidup sendiri dan orang lain (teman-teman) yang terjadi dalam keseharian di sekitar lingkungan kita yang membumi, dan semua orang adalah pangeran dan putri dalam kisah mereka sendiri.
“Sedangkan tema buku Friendzone adalah persahabatan yang tak lekang oleh waktu dan terselip pesan bahwa dalam hidup ini tidak selalu hitam putih, selalu ada pilihan untuk tetap berbuat baik, walau ada kesempatan untuk memilih yang sebaliknya,” kata Yuniar Widati, yang juga guru Bahasa Inggris di MTs Negeri 3 Magelang Windusari.
Sedangkan Penulis Yuni Dwi Wiratni juga menceritakan mengenai buku Asmaul Husna yang juga dilaunching bersamaan dengan buku karya Yuniar Widati. Di dalam bukunya tersebut, B-Zun sapaan akrab Yuni Dwi Wiratni mengungkapkan mengenai buku karyanya yang berisi puisi.
“Isinya adalah puisi-puisi yang tercipta karena keresahan penulis pada apa yang dilihat, yang didengar dan yang dirasakan selama ini, dan juga untuk menghadirkan kebesaran-Nya yang melekat erat pada setiap Asma-NYA keragaman nyata dari wujud Asmaul Husna serta betapa makna Hablum Minallah dan Hablum Minanas adalah gambaran nyata kepentingan seorang muslim dalam menyeimbangkan kelengkapan ibadahnya,” tukas Yuni Dwi Wiratni, yang juga berprofesi sebagau Guru mengajar di MAN 1 Kabupaten Magelang.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala MTs dan MAN se Kabupaten Magelang dan Ketua serta Sekretaris LP2M IAIN Salatiga.(cha)