MAGELANGEKSPRES.COM – Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk mentadabburi ayat Al Quran, Maksudnya adalah memikirkan ayat-ayat tersebut secara lebih dalam dari sisi konsep, prinsip, akibat dan konsekuensi-konsekuensinya.
Kemudian terkait wajibnya tadabbur. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya,
“Apakah mereka itu tidak mentadabburi Al Quran?
Seandainya Al Quran itu bukan dari Allah, pasti akan didapati banyak perselisihannya.” (QS. An-Nisaa: 82).
Dengan mentadabburi ayat-ayat Al Quran maka seseorang akan mendapatkan banyak hal, diantaranya :
1. Pengetahuan baru.
2. Iman akan bertambah dan semakin kuat.
3. Dengan tadabbur kita akan semakin kenal kepada Allah.
4. Kita akan mengetahui jalan yang menyampaikan kepada Allah.
5. Kita akan tahu sifat-sifat penghuni surga ketika di dunia ini.
6. Kita akan mengetahui siapa musuh kita, sifatnya bagaimana dan bagaimana cara melawannya.
7. Kita akan mengetahui jalan yang mengantarkan kepada adab sifat orang-orang yang berhak mendapatkan adab-adab ketika di dunia ini. Sifatnya bagaimana kemudian kita akan tahu bagaimana cara menghindarinya.
Dan terkait tadabbur ini, sudah dipraktikan oleh para ulama Salaf. Bahkan disebutkan dalam riwayat Imam Ahmad dulu para sahabat tidak menambahkan menghafal sepuluh ayat. Jadi berhenti di sepuluh ayat tidak akan menambah hafalannya kecuali setelah mempelajari ilmu dan amal yang terkandung di dalam ayat tersebut.
Jadi ini semangat para sahabat untuk tadabbur, bukan hanya hafalan tetapi mengerti apa ilmunya apa amalnya kemudian mereka praktikkan.
Apa hukum orang yang menghafal Al Quran kemudian lupa?
Dalam Lajnah Daimah di halaman atau di juz 4 di halaman 64 disebutkan ada empat point :
1. Mereka mengatakan hendaknya seorang penghafal Al Quran tidak lalai dari menjaga hafalannya. Hendaknya ia memiliki jadwal rutin untuk membaca hafalan-hafalannya setiap hari.
2. Mereka mengatakan hal ini perlu dilakukan agar seseorang tidak lupa dan tetap ingat dengan hafalan-hafalannya tersebut, kemudian dengan melakukan hal ini juga dia bisa mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala serta memetik pelajaran-pelajaran berharga dari hukum- hukum yang disampaikan oleh Al Quran.
3. Barangsiapa yang lupa hafalannya karena kesibukan yang dimilikinya maka dia tidak berdosa.
4. Hadits-hadits yang memberikan ancaman terhadap orang yang lupa hafalannya bukanlah hadits-hadits yang shahih.
Semoga kita dimudahkan dalam mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Allah Ta’ala. (*)