BANJARNEGARA, MAGELANGEKSPRES.ID – Polres Banjarnegara, berhasil menangkap Tohari (45) alias Mbah Slamet, pelaku dukun palsu yang membunuh setidaknya 11 korban.
Mayat-mayat tersebut ditemukan di sebuah kebun milik warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Pelaku pembunuhan berkedok dukun pengganda uang itu diduga mengubur 11 jasad para korban dengan cara ditumpuk salam satu liang.
Sebelas jenazah tersebut ditemukan pada kedalaman 80 centimener hingga satu meter dengan kondisi sudah menjadi tulang belulang dan sebagian masih utuh.
Selain menangkap Tohari, polisi juga menangkap BS. Dia diduga pernah bertugas mengiklankan jasa penggandaan uang itu di media sosial. Namun, sejauh ini polisi masih mendalami motif maupun jumlah korban.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan bahwa pihaknya masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi korban dan memastikan apakah ada korban lain yang belum ditemukan.
Ia juga menjelaskan, kasus hilangnya PO (53) warga asal Sukabumi, Jawa Barat ini menjadi kunci terbongkarnya aksi pembunuhan berantai yang didalangi Tohari.
Fakta itu bermula pesan singkat PO kepada anaknya GE, yang membuat kasus ini mulai terbuka satu per satu.
PO sempat mengirimkan pesan terakhir kepada anaknya. Dalam pesan tersebut, PO bilang ke anaknya akan menemui Tohari di Banjarnegara karena urusan suatu hal.
Sebelumnya, pesan berisi perintah kepada GE agar mendatangi rumah Tohari bersama polisi jika dia tidak bisa dihubungi lagi, adalah titik awal terbongkarnya kasus pembunuhan berantai di Banjarnegara ini.
PO ditemukan tewas pada Sabtu, 1 April 2023 di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. Korban ditemukan dikubur di pinggiran hutan.
Pada Juli 2022 lalu, PO bersama anaknya GE pernah menemui Mbah Slamet alias Tohari di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.
Lantas, pada 20 Maret 2023 lalu, korban kembali mendatangi dukun pengganda uang itu. Namun, pertemuan kali kedua itu PO sendirian. Ia tidak ditemani GE.
“Korban kembali ke sana tapi kali sendirian,” imbuhnya.
Dua hari berselang, atau pada 23 Maret 2023 korban sempat mengirim pesan singkat kepada anaknya. Isi pesan itu disampaikan korban agar anaknya segera menghubungi kepolisian jika korban tak lagi dapat dihubungi.
“Pada 23 Maret korban memberitahukan ke anaknya kalau posisi korban sedang di rumah si pelaku. Minta ke anaknya suruh lapor polisi kalau-kalau dirinya tidak bisa dihubungi,” ucapnya.
Esok harinya, PO tidak bisa dihubungi. Berbekal pesan yang disampaikan korban, GE kemudian melapor ke Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023.
Tak butuh waktu lama, polisi pun berhasil membekuk Tohari. Lantas dari pengakuan pelaku saat diinterogasi, rupanya pelaku mengakui telah membunuh warga asal Sukabumi itu dan telah dikuburkan di kebun miliknya.
“Lokasinya di lahan kosong, perbukitan dekat hutan,” imbuh Hendri.
Polisi pun bergegas membongkar kuburan PO yang lokasinya disesuaikan dengan pengakuan pelaku.
Namun fakta baru ditemukan. Tidak hanya mayat PO yang ditemukan tapi ada 10 jasad manusia yang berjejeran dikubur dalam satu liang. (*)