MAGELANGEKSPRES.ID– Sholat sunnah Rawatib adalah sholat-sholat sunnah yang mengikuti sholat fardhu, baik dikerjalan sebelum atau sesudah sholat fardhu.
Berapa jumlah rakaatnya ? Ada dalil yang menyebutkan sholat sunnah Rawatib 10 rakaat dan dalil lain menyebutkan sholat sunnah Rawatib 12 rakaat.
Semua dalil yang meriwayatkan sholat sunnah Rawatib 10 rakaat dan 12 rakaat adalah shahih.
Dan Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pun pernah mengerjakan sholat sunnah Rawatib 10 rakaat maupun Sholat sunnah Rawatib 12 rakaat.
Baca juga : Minyak Goreng ‘Minyakita’ Hilang di Pasaran
Namun diantara sholat-sholat sunnah Rawatib tersebut, yang paling utama adalah sholat sunnah dua rakaat sebelum sholat Subuh atau sholat sunnah Fajar.
Ini adalah sholat sunnah Rawatib yang sangat ditekankan baik dalam keadaan muqim maupun dalam sedang safar.
Keutamaan Sholat Sunnah 2 Rakaat Sebelum Sholat Subuh
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam tak pernah meninggalkan sholat sunnah 2 rakaat sebelum sholat Subuh, baik muqim maupun sedang safar.
1. Rajin Menjaga Sholat Sunnah Fajar
Dalil yang menunjukkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tak pernah meninggalkan sholat sunnah Fajar, seperti dikatakan oleh ‘Aisyah,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- لَمْ يَكُنْ عَلَى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مُعَاهَدَةً مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah menjaga sholat sunnah yang lebih daripada menjaga sholat sunnah dua rakaat sebelum Subuh” (HR. Muslim no. 724).
Dalam lafazh lain disebutkan bahwa ‘Aisyah berkata,
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَسْرَعَ مِنْهُ إِلَى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
“Aku tidaklah pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sholat sunnah yang lebih semangat dibanding dengan sholat sunnah dua rakaat sebelum Fajar” (HR. Muslim no. 724).
2. Bacaan Sholat Sunnah Fajar
Dalil anjuran bacaan ketika shalat sunnah qobliyah subuh atau sholat sunnah fajar dijelaskan dalam hadits berikut,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَرَأَ فِى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ
(قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ketika sholat sunnah qobliyah subuh surat Al Kafirun dan surat Al Ikhlas” (HR. Muslim no. 726).
3. Keutamaan Sholat Sunnah Fajar
Dalil yang menunjukkan keutamaan sholat sunnah qobliyah Subuh adalah hadits dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat Fajar atau sholat sunnah qobliyah Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725).
Bila keutamaan sholat sunnah Fajar saja demikian besarnya, bagaimana lagi dengan keutamaan sholat Subuh itu sendiri.
Dalam lafazh lain, ‘Aisyah menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara mengenai dua rakaat ketika telah terbit fajar Subuh,
لَهُمَا أَحَبُّ إِلَىَّ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا
“Dua rakaat sholat sunnah Fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya” (HR. Muslim no. 725).
Hadits tersebut juga menunjukkan bahwa sholat sunnah Fajar yang dimaksud adalah ketika telah terbit fajar Subuh. Sebab, sebagian orang keliru memahami sholat sunnah Fajar dengan mereka maksudkan untuk dua rakaat ringan sebelum masuk fajar. Atau ada yang membedakan antara sholat sunnah Fajar dan sholat sunnah qobliyah Subuh. Ini jelas keliru. Imam Nawawi mengatakan,
أَنَّ سُنَّة الصُّبْح لَا يَدْخُل وَقْتهَا إِلَّا بِطُلُوعِ الْفَجْر ، وَاسْتِحْبَاب تَقْدِيمهَا فِي أَوَّل طُلُوع الْفَجْر وَتَخْفِيفهَا ، وَهُوَ مَذْهَب مَالِك وَالشَّافِعِيّ وَالْجُمْهُور
“Sholat sunnah Subuh tidaklah dilakukan melainkan setelah terbit fajar Subuh. Dan dianjurkan sholat tersebut dilakukan di awal waktunya dan dilakukan dengan diperingan. Demikian pendapat Imam Malik, Imam Syafi’i dan jumhur (baca: mayoritas) ulama.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 3). (sumber https://rumaysho.com)