MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Filosofi luhur ‘rezeki tak akan pernah tertukar’ terus dia pegang hingga kini usianya menginjak 48 tahun. Supriyanto, warga Kampung Pinggirejo, Kelurahan Wates, Magelang Utara, tidak pernah melepaskan sapu lidi dari tangannya siang itu. Ia begitu kegirangan, tatkala para karyawan BPR Bank Magelang mendatangi tempat kerjanya di Jalan Mataram, depan Pasar Rejowinangun Kota Magelang, Selasa, 14 Februari 2023.
Supriyanto adalah pemenang hadiah utama satu unit mobil Daihatsu Ayla undian periode kedua tahun 2022 yang diselenggarakan bank plat merah milik Pemkot Magelang itu. Undian yang diputar oleh Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz, Selasa 7 Februari 2023 lalu, menjadi keberuntungan bagi bapak dua anak ini.
Supriyanto adalah petugas kebersihan tenaga harian lepas (THL) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang sejak tahun 1990-an silam. Di usianya yang masih belia waktu itu, ia tanpa ragu memilih pekerjaan jadi ‘tukang sapu’. Meski tergolong pekerjaan sederhana, Supriyanto tak pernah mider. Yang terpenting baginya, dia bisa membiayai dirinya dengan cara yang halal.
Dia sempat bercerita ketika ada wacana bahwa petugas kebersihan bakal dijadikan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Saat itu Supriyanto langsung gembira dan mengumpulkan berbagai persyaratan tersebut.
Memang, pada zaman itu, pekerjaan PNS belum seketat sekarang. Cukup mudah seseorang diangkat menjadi PNS, asalkan sudah bekerja menjadi honorer atau wiyata bhakti selama beberapa tahun.
Sayangnya, nasib mujur belum menimpanya. Dia dianggap gagal mengumpulkan sederet berkas yang disyaratkan. Tapi ia tak patah arang. Dengan gaji yang cukup untuk makan kesehariannya bersama istri tercinta, dia tetap bekerja dengan tekun dan disiplin sebagai seorang ‘tukang sapu’.
Sore itu, di tempat perkampungan padat penduduk, dia tinggal bersama istri dan dua putranya. Tiba-tiba telepon genggamnya berdering. Karyawan Bank Magelang memberitahunya jika Supriyanto adalah pemenang undian hadiah utama mobil Ayla. Sontak dia pun kegirangan dan sujud syukur. Dia tak menyana, lantaran jumlah tabungannya tidak lebih dari Rp10 juta di Bank Magelang.
“Rezeki memang tidak pernah tertukar. Saya dulu gagal jadi PNS, tapi sekarang 20 tahun berikutnya saya mendapatkan hadiah dari Bank Magelang satu mobil. Bahkan mimpi pun tidak. Ini kado terindah dari Allah SWT,” ujar Supriyanto.
Supriyanto di mata rekan petugas kebersihan dan tukang parkir di kawasan Jalan Mataram memang dikenal disiplin. Sehabis salat subuh ia langsung bergegas ke tempat kerja, membersihkan jalanan. Mulai Jalan Majapahit, Jalan Sriwijaya, dan Jalan Mataram adalah tanggung jawabnya.
“Hampir tidak pernah izin saya. Walaupun sakit kadang minta digantikan sama orang lain. Yang penting tanggung jawab saya selesai. Itu saja prinsip saya,” ungkapnya.
Mata sembab yang dengan air mata bahagia yang masih mengucur di pipinya, semakin tak kuasa menahan haru, ketika Direktur Utama Bank Magelang, Hery Nurjianto menyerahkan satu unit mobil Ayla itu di hadapan para rekan kerjanya. Tidak sedikit pula masyarakat yang tengah berada di Jalan Mataram, mengucapkan selamat kepadanya.
Hanya saja, Supriyanto sampai sekarang masih merasa bingung, nantinya mau ditaruh di mana mobilnya itu. Sebab dia tinggal di pemukiman padat penduduk, bukan perumahan elit. Jangankan garasi, jalan menuju rumahnya saja tidak bisa diakses kendaraan roda empat.
“Tapi hadiah ini tidak akan saya jual. Karena sangat berarti bagi saya. Mungkin nanti biar diurus anak saya saja, buat transportasi dia ke tempat kerja. Biar keluarga juga senang,” tuturnya.
Hery Nurjianto juga tak kalah gembira. Lantaran hadiah undian periode ini jatuh kepada orang yang tepat.
Saldo Supriyanto di Bank Magelang memang tidak begitu banyak. Dari kisah Supriyanto ini, menjadi bukti jika pemenang tidak selalu menimpa para pemilik saldo tabungan yang berlimpah-limpah.
“Pak Priyanto membuktikan kalau semua nasabah punya peluang yang sama menjadi pemenang. Saya juga ikut gembira bahagia, menyerahkan hadiah kepada Pak Priyanto, makanya saya tadi menyempatkan ikut dan menyerahkannya ke beliau,” kata Hery, usai menyerahkan satu unit mobil kepada Supriyanto.
Hery juga mengatakan bahwa selama undian berhadiah yang diadakan Bank Magelang, pajak hadiah selalu ditanggung Bank Magelang. Sebab, dia tidak ingin gara-gara harus bayar pajak, pemenang justru mendapatkan kesulitan baru untuk mengambil sebuah hadiah.
“Pajak kami tanggung 25 persen. Itu berlaku bagi semua hadiah. Karena kami tidak ingin, ada yang kesulitan untuk bayar pajak walaupun sudah dapat hadiah,” imbuhnya.
Menurut Hery, tidak semua nasabah Bank Magelang punya saldo besar, dan mampu membayar pajak, apalagi bagi pemenang hadiah utama. Jumlah 25 persen dari harga beli satu hadiah utama, katanya, mencapai Rp30 juta.
“Tidak semua nasabah punya uang yang cukup untuk bayar pajak jika beban pajak kita bebankan kepada para pemenang. Kami sayangkan kalau ada yang justru hadiahnya dijual, untuk bayar pajak. Makanya, selama pengundian berhadiah, kami selalu menanggung semua pajak hadiah itu agar nasabah bahagia dan beruntung menjadi nasabah Bank Magelang,” pungkasnya. (wid)