KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang memaparkan fakta bahwa daerah ini sudah masuk dalam kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah. KLB melekat di suatu daerah bila telah menimbulkan dampak kematian.
Kepala Dinkes Kota Magelang dr Intan Suryahati mengatakan, wilayah Kota Magelang sebelumnya belum pernah terjadi angka kematian akibat demam berdarah dengue (DBD).
“Wilayah yang masuk KLB itu wilayah yang sebelumnya belum ada kasus kematian namun setelahnya terdapat kasus kematian,” katanya, Rabu (29/12).
Ia menjelaskan, DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dangue. Biasanya memiliki ciri-ciri seperti demam tinggi, bintik-bintik merah di kulit, kejang-kejang, hingga kematian.
“Penyebabnya virus aedes aegypti yang ada pada nyamuk. Yang menggigit manusia dan sampai berdampak itu biasanya ukurannya masih kecil,” jelasnya.
Intan menambahkan, nyamuk aedes aegypti betina berpotensi lebih besar menggigit manusia dari pada jantan. Sebab, darah manusia digunakan nyamuk betina untuk berkembangbiak.
“Butuh waktu 4 hari telur-telur itu menetas. Selama itu juga nyamuk masih aktif menghisap darah berulangkali,” ujarnya.
Nyamuk aedes aegypti, lanjutnya, lebih aktif di pagi dan sore hari. Jarak terbangnya tak lebih dari 100 meter. Akan tetapi bahaya yang diciptakan sangat besar.
“Pengetahuan tentang nyamuk jenis ini sangat penting sehingga masyarakat bisa mencegahnya,” ujarnya di hadapan kader juru pemantau jentik nyamuk (Jumantik) se-Kota Magelang.
Intan menambahkan kasus DBD Kota Magelang tahun 2021 mengalami peningkatan status KLB, karena terdapat satu kasus kematian.
“Kasus DBD di Kota Magelang ada 23 kasus di tahun ini, dan satu kasus kematian, sehingga statusnya naik menjadi KLB,” ucapnya.
Pada kesempatan itu Walikota Magelang, dr Muchamad Nur Azis yang turut hadir meminta semua pihak menjaga Kota Magelang dari penyakit DBD. Terlebih lagi di bulan Desember dan Januari adalah bulan yang rawan peningkatan kasus.
“Kasus DBD Desember hingga Januari akan sangat diperhatikan, karena musim hujan banyak nyamuk yang berkembang biak,” paparnya.
Dia meminta Dinkes dan Jumantik tidak hanya gencar melakukan pengasapan (foging) tetapi juga memberantas sarang nyamuk secara langsung.
“Meski difoging belum tentu nyamuk mati. Hanya lemas dan bisa bangkit lagi. Di Kota Magelang angka bebas jentik sudah 90 persen, artinya kita masih punya potensi bahaya 10 persen. Saya harap kita selalu waspada dan terhindar dari ancaman DBD,” pungkasnya. (wid)