MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Pengaplikasian Kurikulum Merdeka pada Satuan Pendidikan di Kota Magelang menuntut guru semakin proaktif dalam memimpin pembelajaran. Sebab, menurut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) nomor 262 tahun 2023, tenaga pendidik harus memberikan tiga aspek meliputi pembelajaran serta asesmen, penguatan nilai Pancasila serta beban kerja guru secara mandiri.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Imam Baihaqi, menegaskan, semua sistem pembelajaran di Kota Magelang telah beralih menggunakan metode Kurikulum Merdeka.
“Perbedaanya adalah Kurikulum 2013 umumnya hanya berfokus kepada kegiatan intrakurikuler atau tatap muka sedangkan Kurikulum Merdeka memadukan dua kegiatan pembelajaran yaitu intrakurikuler dan kokurikuler,” kata Imam, Minggu, 12 Maret 2023.
Guru biologi ini menjelaskan bahwa porsi intrakurikuler memegang kendali sebanyak 70-80 persen dari jam pelajaran. Berbeda dengan kokurikuler, imbuhnya, dimana memberikan kontribusi sebesar 20-30 persen melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
“Seperti yang kita ketahui pembelajaran intrakurikuler merupakan pembelajaran siswa yang materi dan waktunya ditetapkan oleh kebijakan sekolah, kalau kokuliker berfokus pada penguatan pemahaman materi ajar kepada peserta didik,” lanjutnya.
Menurutnya, subtansi dari Kurikulum Merdeka meminta guru untuk memilih secara mandiri dalam memberikan bahan ajar kepada siswa sesuai dengan kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian maupun sosial.
“Tujuan pokoknya adalah dapat meningkatkan kualitas siswa baik literasi maupun numerasi serta memperkuat nilai Pancasila agar anak mampu selektif ketika bergaul,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu guru Seni Budaya SMK Wiyasa Kota Magelang, Dwi Anugrah, menuturkan, melalui jenis kurikulum baru yang diberlakukan ini guru-guru harus lebih aktif, kreatif serta inovatif.
“Ya karena teknik pembelajaran dikembalikan kepada situasi setiap sekolah, sehingga tidak hanya menggunakan buku paket saja tapi harus kreatif dalam memberikan materi,” tuturnya.
Guru berprestasi itu turut mengimbau agar tenaga pendidik tidak terpaku pada buku paket melainkan dengan perangkat ajar yang lain sehingga siswa mampu bereksplorasi secara maksimal.
“Bisa dimulai dengan presentasi yang menarik, alat peraga, metode pembelajaran interaktif, atau menyiapkan modul pribadi sesuai dengan kebutuhan siswa. Saya sendiri pun dalam mengajar memiliki modul yang saya rancang dengan melihat kondisi kemampuan anak didik,”ungkapnya. (mg4)