WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM – Berusia 6 tahun, PT Global Dharma Asri (GDA) akan mengincar peluang bisnis properti di Wonosobo. Hal tersebut menyusul kondisi perusahaan yang sudah mulai membaik dan mampu setor PAD. Bahkan mampu menutup kerugian Rp1,8 miliar.
“Di ulang tahun ke 6, masih eksis. Meski masa pandemi, PT Global masih bisa bertahan. Bahkan mampu menutup kerugian sebesar Rp1,8 miliar,” ungkap Direktur PT GDA Wonosobo, Sukento Ridho M.
Menurutnya, selain mampu menutup kerugian, PT GDA juga mampu setor PAD ke pemkab sebesar Rp1 miliar, serta mampu bayar pajak. Di masa pandemi meski sejumlah bisnis yang dijalankan tidak maksimal, seperti ticketing dan travel, namun perusahaan terus membuat terobosan.
“Beberapa bisnis yang dijalankan memang terhalang badai pandemi, seperti bisnis travel dan ticketing. Tapi kita mampu mengelola bisnis lain yang mendatangkan keuntungan seperti bisnis beras dan pengurusan dokumen ekspor-impor, termasuk kemungkinan kedepan kita akan bisnis properti,” ucapnya.
Dijelaskan, ada salah satu bidang usaha yang dijalankan belum sesuai dengan peraturan daerah, karena terkait dengan pengelolaan bantuan pemerintah yaitu bantuan pangan non tunai (BPNT), tapi keuntungan dari usaha tersebut dikembalikan ke daerah.sedangkan untuk gaji karyawan diambil dari usaha lain.
“Selama ini, gaji karyawan tidak kita ambil dari keuntungan BPNT. Karena itu pengelolaan bantuan pemerintah, maka keuntungan dikembalikan lagi ke pemerintah. Sedangkan untuk karyawan kita ada usaha pengurusan dokumen ekspor impor, dan itu cukup untuk gaji karyawan,” ujarnya.
Selain itu, penyaluran BPNT saat ini semakin banyak macamnya, total terdapat 18 jenis komoditi, yang itu membutuhkan pengawasan luar biasa, terutama dari sisi kualitas. Dan barang barang tersebut sebagian besar impor dari luar.
“Untuk BPNT ini sebagian besar komoditas impor, yang dari Wonosobo tidak banyak, sepertinya susah untuk menstimulus ekonomi lokal,” imbuhnya.
Selain bisnis pengurusan dokumen ekspor-impor, dan BPNT, PT GDA juga berbisnis beras dengan kualitas terbaik yang dikirim ke jakarta. Bisnis tersebut sudah mulai berjalan, meski di tengah pandemi.
“ kita maksimalkan bisnis ini, bahkan kita kawal kualitasnya, agar benar-benar terjaga, beras tersebut diambil dari berbagai daerah di jawa tengah, untuk dijual ke jakarta,” ucapnya
Sementara itu, Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo mengemukakan bahwa enam tahun umur PT GDA harus menjadi momentum untuk lebih kuat menyiapkan bisnis yang lebih beragam dengan berbasiskan potensi Wonosobo.
“Mampu bertahan hingga saat ini tidak mudah, apalagi mampu menutup kerugian, setor PAD dan laba yang cukup besar, separuh dari jumlah modal, itu sudah bagus,” katanya.
Menurutnya, dari sisi manajemen, PT Global sudah cukup meyakinkan, bisnis BPNT yang dikelola saat ini hanya bisni antara saja, bukan merupakan bisnis utama. Sehingga kedepan perlu diperkuat bisni yang lain, sehingga keuntungan juga akan semakin meningkat, perusahaan semakin sehat.
“Dengan jaringan yang dimiliki oleh direktur serta pola manajemen yang bagus dan hati-hati. Kami yakin perusahaan daerah ini akan semakin besar, tanda-tanda itu sudah ada, tinggal nanti bagaimana potensi di Wonosobo ini juga perlu menjadi perhatian,” pungkasnya. (gus)