MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Pusat Kota Magelang, tepatnya di sisi barat Markas Kepolisian Resor (Polres) Magelang Kota disulap cantik oleh komunitas seniman kebanggan asal Kota Magelang.
Aksi kreatif tersebut merupakan representasi dari kegiatan pameran Lokabudaya Soekimin Adiwiratmoko yang digelar oleh para penggiat seni mulai dari tanggal 10 hingga 18 April 2023.
Salah satu penampil karya yang akrab disapa Gindring mengatakan, pameran karya ini diisi oleh para pegiat seni mulai dari dirinya, Wanted “Terror Kota”, FRVRTHP, Cutnotslices hingga Pulung Wicaksono.
“Sebagaimana program bedol desa di masa orba, kami bersama teman-teman memboyong peralatan karya seni ke pameran sehingga ruang ini dapat menjadi studio seniman yang bisa diakses siapa saja,” terangnya, Senin, 17 April 2023.
Dengan demikian, lanjut Gindring, para pengunjung dipersilakan mengamati proses berkarya masing-masing seniman sembari saling bertukar gagasan terkait problematika yang ingin ditanyakan.
“Pameran ini digagas sejak 2 tahun lalu. Tapi beberapa kali berhenti di tataran konsep saja. Baru kelakon dieksekusi tahun ini, Ramadhan kali ini ndilalah sedang tidak terlalu sibuk. Makanya nekat menggelar hajatan ini, sekalian meramaikan peringatan HUT Kota Magelang juga,” ungkap Gindring.
Sementara itu, penulis narasi artistik (semacam kuratorial) pameran bertajuk “Malpraktek” yang juga ketua Komite Ekonomi Kreatif Kota Magelang, Kury Yusuf menyebutkan jika lazimnya praktik pameran cukup menyajikan hasil akhir berupa karya, pameran ini justru dengan lantang menyajikan realita dengan proses penciptaan karya.
“Tubuh kesenimanan seorang perupa tentu tidak melulu soal kerja-kerja artistiknya. Namun juga soal betapa hidup mereka acapkali amat tergantung pada doa-doa. Pun rangkai sambat perihal ekosistem seni di kota ketiga yang konon tak bisa bikin kaya,” katanya.
Walikota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz yang sempat mampir ke pameran tersebut menyayangkan publikasi pameran yang kurang viral.
“Besok-besok bisa lebih di-up lagi di media. Eman kalau kurang greget marketingnya. Kalau perlu bikin juga di sana (Alun-alun) atau di TKL juga bisa. Nanti kapan kita ketemu lagi, kita bahas bersama,” ujar dr Muchamad Nur Aziz.
Pengelola juga mengagendakan beberapa kegiatan paralel, diantaranya seri bincang seniman bertajuk “Rupa-rupa Perupa”, pemutaran film, juga pop-up market “Record Store Day” yang telah digelar pada 15-16 April kemarin.
Selain itu, ada pula sesi spesial Artistic Talk & Studio Walk menjelang akhir rangkaian kegiatan dengan mengundang para stakeholders seni budaya, kolektor seni rupa, juga para pemangku kebijakan tingkat kota. (mg5)