By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
magelangekspres.commagelangekspres.com
Notification Show More
Latest News
Potret Koperasi di Wonosobo
234 Koperasi di Wonosobo Omzetnya Hampir Menyentuh Rp1 Triliun
WONOSOBO EKSPRES
Lomba Agustusan Semarak, TNI dan Masyarakat Terlihat Kompak
Lomba Agustusan Semarak, TNI dan Masyarakat Terlihat Kompak
KOTA MAGELANG
Tujuan Pengunjung Candi Borobudur Wajib Memakai Sandal Upanat
Ini Tujuan Pengunjung Candi Borobudur Wajib Memakai Sandal Upanat
KABUPATEN MAGELANG
Grebeg Gunungan Warnai Puncak Hari UMKM Nasional di Purworejo
Grebeg Gunungan Warnai Puncak Hari UMKM Nasional di Purworejo
PURWOREJO EKSPRES
Hukum Mentadabburi Al Quran dan Bagaimana Kalau Lupa Hafalannya?
Hukum Mentadabburi Al Quran dan Bagaimana Kalau Lupa Hafalannya?
Lifestyle
Aa
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Jawa Tengah
  • Daerah
    • Kota Magelang
    • Kabupaten Magelang
    • Temanggung
    • Wonosobo
    • Purworejo
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Redaksi
Reading: Pemandian Mudal Mungkid Ternyata Peninggalan Zaman Mataram, Simak Kisahnya!
Share
Aa
magelangekspres.commagelangekspres.com
Search
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Jawa Tengah
  • Daerah
    • Kota Magelang
    • Kabupaten Magelang
    • Temanggung
    • Wonosobo
    • Purworejo
  • Pendidikan
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Lifestyle
  • Redaksi
Have an existing account? Sign In
Follow US
magelangekspres.com > Blog > KOTA MAGELANG > Pemandian Mudal Mungkid Ternyata Peninggalan Zaman Mataram, Simak Kisahnya!
SEJARAH. Sendang Hageng Tirta Kencana Alias Pemandian Mudal Mungkid merupakan bangunan kuno peninggalan kerajaan Mataram.(foto : ika zahara/magelang ekspres)
KOTA MAGELANG

Pemandian Mudal Mungkid Ternyata Peninggalan Zaman Mataram, Simak Kisahnya!

Magelang Ekspres Online
Last updated: 2023/01/25 at 12:14 PM
Magelang Ekspres Online Published 25/01/2023
Share
SEJARAH. Sendang Hageng Tirta Kencana Alias Pemandian Mudal Mungkid merupakan bangunan kuno peninggalan kerajaan Mataram.(foto : ika zahara/magelang ekspres)
SHARE

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Mudal atau Sendang Hageng Tirta Kencana merupakan pemandian yang berada di Dusun Gatak, Kelurahan Mungkid, Kabupaten Magelang. Lokasi tepatnya berada di belakang Pabrik Kertas Blabak ini ternyata menyimpan segudang sejarah peradaban era kolonial Belanda.

Hingga saat ini bangunan tersebut masih kokoh dan digunakan sebagai tempat rekreasi. Pada tahun 2019 tempat ini diberi nama Sendang Hageng Tirta Kencana yang diberikan oleh Paguyuban Sirad Gatak. Mereka adalah pengurus kolam itu hingga kini.

Di masa lalu, Sendang sering dikaitkan dengan pusat peradaban. Hal ini dibuktikan lokasi pabrik kertas dan stasiun kereta api blabak yang berada persis di sekitar pemandian.

Sendang Hageng memiliki makna Sendang yang besar. Sedangkan Tirta Kencana merupakan wujud doa warga agar air yang melimpah menjadi sumber kesejahteraan yang merupakan berkah Allah.

Dikisahkan pada abad 16 M, pemandian klasik ini dalam riwayatnya berkaitan dengan pengaruh dua kekuasaan, yakni kekuasaan Keraton Mataram dan kekuasaan kolonial Belanda.

Konon dulu antara tahun 1613 hingga 1645 dikisahkan ada seorang petani yang sedang menggarap sawah dengan peralatannya luku, garu, dan sepasang kerbau sebagai penariknya. Selain itu cemeti, caping, serta cangkul yang menemani. Di tengah proses pembajakan tanah itu tiba-tiba ia menghilang tanpa jejak gejala dan suara tersisa.

Penduduk sekitar pun berusaha mencari-cari ke mana ia pergi. Timbul lah beragam prasangka dan perkiraan yang kemudian beredar di masyarakat.

Hingga pada saat yang sama di tempat yang digarap pembajak tadi tampaklah air mulai memancar keluar dengan debit yang semakin besar dan deras hingga meluber menggenangi lahan sekitar.

Dalam bahasa Jawa, orang biasa menyebut peristiwa air yang keluar atau hewan yang keluar dalam jumlah banyak dari satu sumber yang kemudian memancar atau bertabaran disebut dengan mubal atau mudal. Terjadilah kemudian kesepakatan warga, tempat fenomena alam itu muncul dinamakan Mudal.

Disinyalir Pak Tani dan kerbaunya itu tersedot air. Setelah berselang waktu yang tidak lama Pak Tani, kerbau, beserta seluruh peralatannya ditemukan utuh namun sudah tidak bernyawa di hilir sungai Opak di daerah Kretek, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta Hadiningrat.

Masyarakat yang menemukan jenazah tersebut melaporkan kepada penguasa Mataram di bawah kekuasaan Sultan Agung.

Sultan Agung pun memerintahkan untuk merawat jenazah seperti adat keraton dengan upacara sebagaimana mestinya sehingga kalau ditelisik itu terjadi kisaran waktu antara tahun 1613 hingga 1645, kala Sultan Agung memerintah Mataram.

Laporan masyarakat pun ditindaklanjuti oleh Sultan. Dia berkunjung ke Mudal Blabak, terlihat mata air mulai melebar sehingga dibentuklah saluran pembuangan (prototipe irigasi), berupa parit yang lambat laun menyerupai kali, sampai sekarang disebut Kali Agung atau Kaligung, bermuara di Kali Elo.

Pertanda lain yang dibubuhkan oleh Sultan adalah penanaman Ringin Putih di seberang atas mata air sebagai pelindung dari erosi tanah di atasnya. Pada perkembangannya yang alamiah, ringin putih ini dikelilingi oleh Ringin Kurung dan Ringin Tali/oyot, sehingga tampak rimbun dan rindang.

Sultan Agung pun menisbatkan mata air Mudal Blabak sebagai tempat khusus kasepuhan Mataram. Ia juga memberikan amanat kepada seorang punggawanya bernama Kyai Sempani untuk mengelola sekaligus menjadi juru kunci Mudal Blabak.

Di tempat ini pula sering digunakan untuk pertapaan para pesakti dari keraton Solo maupun Yogyakarta. Belakangan diketahui Kyai Sempani yang dikenal dengan nama Kyai Bendho-Pacul, makamnya terdapat di puncak gunung Lemah wilayah Desa Bojong Kecamatan Mungkid.

Bangunan pemandian juga selain arsitekturnya lawas materialnya juga lawas seperti batu bata besar untuk temboknya dan kayu jati asli pada bagian atap.

Ornamen lawas tersebut sudah habis tidak diketahui rimbanya, ada kemungkinan dirampeti kontraktor yang sempat akan menggarap pemandian namun mangkrak di tengah jalan.

Soko bagian dalam belakang dekat kolam yang sekarang dari bahan pipa besi juga dulunya adalah soko kayu jati, namun diganti oleh kontraktor tersebut.

Tembok benteng yang mengitari pemandian adalah asli peninggalan jaman kolonial, kecuali di bagian selatan dan barat yang ketinggiannya ditambah 1 meter, tapi tembok bawah masih asli, bangunan pemandian masih asli, genteng pun masih asli kecuali beberapa yang diganti karena kebocoran.

Dulu diceritakan juga ada tangga berundak di sekitar sumber, tampak indah artistik namun sangat fungsional untuk dipakai oleh masyarakat. Area sumber dan tangga berundak tersebut sudah tidak bisa diakses karena ditutup cor. (mg1)

You Might Also Like

Lomba Agustusan Semarak, TNI dan Masyarakat Terlihat Kompak

Tim Paduan Suara SMP Mutual Juara 3 Mars Koperasi Kota Magelang

353 TPS di Kota Magelang Siap Melayani 714 Difabel dalam Pemilu 2024

TPST di Bojong Belum Jadi, TPSA Banyuurip Dipaksa Tampung 70 Ton Sampah Setiap Hari

Dikritik Anggota DPRD Kota Magelang, Pameran Lingkungan Hidup di Alun-alun Tinggalkan Kotoran Sampah

TAGGED: Berita Magelang, Berita Magelang Terbaru, Pemandian Mudal, Peninggalan Zaman Mataram, Sendang Hageng Tirta Kencana, Wisata Magelang
Magelang Ekspres Online 25/01/2023
Share this Article
Facebook Twitter Email Print
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Anda harus masuk untuk berkomentar.

Follow US

Find US on Social Medias
Facebook Like
Twitter Follow
Youtube Subscribe
Telegram Follow

Weekly Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!

[mc4wp_form]
Popular News
101 Personel Seskoau Terima Vaksin Covid-19 Tahap Pertama
Nasional

101 Personel Seskoau Terima Vaksin Covid-19 Tahap Pertama

Magelang Ekspres Magelang Ekspres 06/07/2021
1.465 Bidang Tanah Milik Pemkab Temanggung Belum Bersertifikat
Buka Peluang Tuntut Edhy – Juliari Hukuman Mati
Senyum Tulip
Harga Jual Terjun Bebas, Petani Tembakau Temanggung Merana
- Advertisement -
Ad imageAd image
Global Coronavirus Cases

Confirmed

0

Death

0

More Information:Covid-19 Statistics

© Magelang Ekspres Online. Hak Cipta 2018

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?