PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.ID – Pesatnya perkembangan dunia digital menjadi tantangan yang tidak mudah bagi masyarakat khususnya generasi muda di Purworejo. Tanpa bekal keterampilan dan pengetahuan yang cukup tentang dunia digital, generasi muda akan semakin ketinggalan.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Purworejo menggelar pelatihan Pembuatan Konten kreatif untuk media sosial dan YouTube. Kegiatan yang diikuti oleh puluhan remaja dari berbagai latar belakang tersebut digelar selama dua hari sejak Selasa (28/3) hingga Rabu (29/3) di Gedung Perpusda Kutoarjo.
Kabid Perpustakaan Aspiatun mengatakan jika pelatihan tersebut merupakan salah satu program perpustakaan yaitu Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Melalui program ini, masyarakat mempunyai peran, hak dan kewajiban atas individu baik hak atas informasi yang berkualitas, yang berdasarkan fakta, yang mendidik dan bentuk aplikasi ilmu dari apa yang sudah dibaca.
“Pelatihan seperti ini sangat penting, sangat berguna bagi generasi muda, karena selain untuk peningkatan literasi jurnalistik, juga bisa di jadikan sebuah jalan untuk bisa meningkatkan kesejahteraan,” jelasnya.
Dikatakannya, pelatihan tersebut bertujuan untuk memberdayakan generasi muda, juga anak-anak skolah baik yang lulus atau yang belum lulus, untuk dapat berinovasi maupun berkreativitas dalam memanfaatkan media sosial yang ada, sehingga tidak hanya sebagai konsumen atau pengguna medsos tetapi juga menggali diri untuk kreatif.
“Mudah-mudahan bisa di praktekan untuk menambah pengetahuan dan skill untuk membuat konten yang bagus dan bisa laku dipasaran sehingga bisa menghasilkan karya yang digemari yang membawa pada kesejahteraan,” ungkap Aspiatun
Kegiatan pelatihan ini menghadirkan anggota polisi yang produktif membuat konten-konten edukatif dan jenaka yakni Ipda Herman Hadi Basuki atau Pak Bhabin. Ia hadir sebagai pemantik motivasi serta menceritakan pengalamannya menjadi konten kreator. Sementara narasumber lain adalah Ketua Komite Film dan Fotografi Dewan Kesenian Purworejo (DKP), FX Onie yang memaparkan tentang teknik-teknik sinematografi.
Dalam paparannya, Herman mengatakan perpustakaan sekarang sudah berkembang mulai dari dengan mendigitalisasikan sebuah buku sehingga bisa di download dan di pelajari tanpa keluar rumah hanya menggunakan handphone sampai pelatihan-pelatihan. Kegiatan pelatihan seperti ini tentu sangat bagus sebagai terobosan untuk meningkatkan gemar membaca masyarakat.
Lebih lanjut Herman menjelaskan di zaman yang sudah semakin berkembang semua orang bisa menjadi media, dan kerugian terbesar adalah orang yang tidak memanfaatkannya.
“Konten kreator merupakan terminologi yang enak di dengar karena kita berangkat dari konten terlebih dahulu bukan dari keinginan untuk mempengaruhi orang lain,” terangnya.
Definisi konten yang mempunyai value adalah konten yang berguna kepada konsumen konten tersebut yang terdiri dari memberikan pengetahuan baru, memecahkan masalah dan menghibur.
Menurut Herman, cara jitu untuk memulai membuat konten dari langkah pertama, cari apa yang kita senangi, cari apa yang sedang jadi perbincangan. “Jangan menunda-nunda, dari handphone kita saja bisa jadi konten” jelasnya.
Herman menghimbau ketika membuat konten jangan fokus kepada yang paling bagus atau hebat, tapi fokuslah menjadi yang paling beda dan harus bisa membranding konten. “Banding merupakan apa yang orang pikirkan tentang kita, bukan apa yang kita selalu bilang tentang diri kita,” tandasnya. (luk)