TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Panen raya tembakau 2021 ini menjadi pengalaman yang sangat berarti bagi petani, selain harga tembakau yang rendah, serapan tembakau dari pabrikan juga sangat lambat. Kondisi ini membuat petani tembakau menanggung kerugian yang banyak.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung Siyamin mengatakan, panen raya tembakau tahun ini jauh dari harapan petani, bahkan sama sekali tidak menyentuh harga yang layak atau harga di atas biaya produksi.
“Dari awal panen hingga akhir panen raya harga tidak menunjukkan peningkatan yang berarti, awal panen harga tembakau hanya di kisaran Rp35.000-Rp40.000 per kilogram, hingga akhir panen saat ini harga tertinggi hanya di kisaran Rp60.000. Itupun tidak semua petani menjual dengan harga itu,” ungkapnya, Selasa (26/10).
Oleh karena itu kata Siyamin, kondisi petani saat ini sangat memprihatinkan, petani hanya bisa pasrah dengan perwakilan pabrikan, pedagang bahkan tengkulak terkait dengan harga jual tembakau di akhir panen raya seperti saat ini.
“Di akhir panen raya seperti saat ini kualitas tembakau semakin bagus, tapi harga jual tembakau justru tidak mengikuti kualitasnya, harga semakin menurun dengan berbagai macam alasan,” ujarnya.
Oleh karena itu, ke depan petani tembakau harus bisa memilah terkait dengan tanaman apa yang bisa dibudidayakan di sela-sela tanaman tembakau. Sehingga manakala harga tembakau jatuh seperti saat ini petani masih mempunyai hasil dari tanaman lainnya.
Memang diakuinya, tembakau menjadi tanaman unggulan bagi petani di Temanggung, akan tetapi tidak serta merta petani harus selalu merugi karena panen raya tembakau yang gagal.
“Ke depan petani harus bisa berinovasi dengan tembakau, bagaimana caranya tembakau bisa menghasilkan produk turunan, sehingga tembakau tidak hanya dijual kepada pabrikan saja,” harapnya.
Dengan demikian katanya, ketergantungan petani tembakau terhadap pabrikan bisa berkurang, dan tembakau dari petani bisa dijual ke masyarkat langsung tanpa melalui campur tangan pabrikan.
“Salah satu contohnya tembakau dirajang lebih halus untuk konsumsi tembakau linting, atau mencari produk turunan lainnya, sehingga petani bisa langsung menjual ke tangan konsumen langsung,” katanya. (set)