WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.ID – Wonosobo memiliki banyak kuliner yang berbasis pada kekayaan alam pegunungan. Namun belakangan terkikis oleh makanan dari luar.
“Sekarang ini anak muda lebih tahu burger, sushi dan makanan dari luar negeri lainnya. Makanan dari negara lain ini melanda Indonesia. Sehingga anak-anak muda semakin akrab dengan kuliner tersebut,” kata Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar.
Hal itu disampaikan saat membuka Diskusi Buku Mustika Rasa dan Nobar Film Base Genep Karya Ekspedisi Indonesia Baru yang dihelat oleh Komunitas Jurnalis Wonosobo di pendopo bupati, Jumat ( 10 Maret 2023.
Acara tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Uni Nuri Azzahra (Founder Jogja Food Drink) dan Sigit Budi Martono (Founder Pasar Kumandang). Hadir pula jajaran Forkompimda, perwakilan OPD, pegiat kuliner, BUMD serta sejumlah mahasiswa.
Menurutnya, banyak makanan dari luar daerah bahkan luar negeri dipasaran yang hits dan lebih diminati oleh anak muda.
“Kenapa ini terjadi, dan kemana kuliner Wonosobo, ini menjadi tantangan kita. Padahal kuliner kita lebih sehat dan bergizi serta berbahan dasar potensi alam setempat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wabup menyampaikan bahwa dengan banyaknya makanan dari luar membuat makanan lokal Wonosobo banyak ditinggalkan. Padahal di daerah ini banyak kuliner lokal yang tak kalah enak dan menarik dari makanan lainnya.
Karena itu, lanjut dia, diperlukan kreasi dan inovasi terkait rasa maupun tampilan agar makanan lokal Wonosobo tetap eksis walaupun berganti zaman. Anak muda dan generasi muda juga tetap suka dengan makanan daerah sendiri.
“Ini menjadi tugas kita bersama karena Wonosobo memiliki banyak potensi. Sehingga apabila makanan lokal dibuat menarik secara rasa dan tampilan maka makanan lokal tidak akan kalah bersaing dan akhirnya bisa meningkatkan perekonomian warga,” harapnya.
Sementara itu salah satu narasumber yang merupakan Founder Pasar Kumandang, Sigit Budi Martono mengatakan, sejak tahun 2019 sebenarnya pihaknya telah menginisiasi cagar kuliner, sebagai gerakan menjaga dan melestarikan kuliner lokal Wonosobo.
Lewat cagar kuliner, sebenarnya sudah berusaha mengajak semua kalangan untuk menjaga makanan lokal agar jangan sampai tergerus makanan dari luar.
“Melalui cagar kuliner kita menginventarisir makanan-makanan lokal di Wonosobo yang masih banyak di desa-desa, namun secara ekonomi belum memberi nilai tambah,” tandas dia.
Sementara itu, Nuri Azzahra menyampaikan, bahwa perlu adanya festival makanan lokal yang harus digelar di Wonosobo dengan menggandeng sejumlah influencer.
“Di harapankan makanan lokal di daerah bisa viral di kalangan anak muda. Karena seluruh generasi milenial merupakan pengguna media sosial. Itu merupakan potensi yang harus dimanfaatkan untuk mempromosikan makanan lokal di medsos,” katanya.
Saat ini, makanan yang viral di medsos tidak ada makanan lokal Wonosobo. Sehingga anak muda sudah banyak yang tidak tahu dengan makanan lokal di Wonosobo.
“Dengan adanya festival makanan tersebut maka akan memperkenalkan lagi makanan lokal kepada anak muda sekarang,” pungkasnya. (gus)