PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.COM – Proyek infrastruktur peningkatan ruas jalan Kemiri-Pituruh menyisakan masalah lantaran dua buah jembatan kecil atau bangunan buh tidak turut menjadi sasaran pembangunan. Akibatnya jalan menyempit di bagian buh tersebut sehingga rawan terjadi kemacetan hingga kecelakaan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Purworejo Nur Hidayat Pramudyanto juga mengaku bingung dengan kegiatan pelaksanaan peningkatan jalan itu. Seharusnya, ada peningkatan diikuti dengan penataan buh yang ada.
“Apalagi itu ukurannya tidak sepanjang jembatan. Beban yang ada tidak terlalu tinggi. Apa saat perencanaan juga tidak diperhitungkan antara buh dan jalannya,” ujar Nur Hidayat, Senin (4/10).
Menurutnya, kondisi buh sudah selayaknya ikut ditingkatkan. Melihat komposisi jalan dan jembatan jelas jauh berbeda. Warga sendiri, menurutnya, tahunya ada kegiatan pembangunan akan meliputi semuanya.
“Ini kok malah semacam membuat pekerjaan rumah. Jalannya bagus, tapi ada buh yang masih kecil. Kalau dikatakan rawan kecelakaan ya jelas. Apa harus nunggu ada laka baru ditangani,” ungkapnya.
Dirinya sendiri mengaku pernah melintas di jalan itu di malam hari. Sebagai pengguna jalan, dirinya merasa nyaman saat melewati jalan yang ada, namun cukup kaget saat hendak melewati buh kecil tersebut karena ada mobil lain yang hendak masuk dari arah berlawanan.
“Untuk orang yang setempat tampaknya tidak terlalu bermasalah ya. Tapi untuk orang yang jarang lewat sini ya pasti kaget saat harus berpapasan di buh itu,” tambahnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Purworejo Suranto mengaku jika ada 2 buh yang berada di ruas Kemiri-Pituruh. Memang keduanya tidak dilakukan penanganan bareng dengan jalan yang ada.
“Diperlukan yang tidak sedikit untuk menangani buh itu. Semoga segera bisa kita anggarakan untuk peningkatannya,” ujar Suranto.
Untuk sementara waktu pihaknya akan meminta pelaksana kegiatan untuk memberikan semacam rambu di tempat tersebut. Rambu itu untuk memberikan penanda bagi pengguna jalan jika ada penyempitan jalan karena ada jembatan.
Kamto (53) salah satu warga yang memiliki usaha warung di dekat buh tersebut mengaku jika keberadaan buh itu kini kerap menjadi pemicu kecelakaan. Pihaknya sempat melihat ada dua mobil yang memaksa masuk secara bersamaan.
“Tidak ada yang mau ngalah. Ya akibatnya harus serempatan di dalam buh,” ujar Kamto, kemarin.
Dari pihak pelaksana sendiri tampaknya belum ada upaya untuk perbaikan. Pekerja hanya melakukan perapian buh lama saja agar tampak lebih rapi. (luk)