By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
magelangekspres.commagelangekspres.com
Notification Show More
Latest News
Potret Koperasi di Wonosobo
234 Koperasi di Wonosobo Omzetnya Hampir Menyentuh Rp1 Triliun
WONOSOBO EKSPRES
Lomba Agustusan Semarak, TNI dan Masyarakat Terlihat Kompak
Lomba Agustusan Semarak, TNI dan Masyarakat Terlihat Kompak
KOTA MAGELANG
Tujuan Pengunjung Candi Borobudur Wajib Memakai Sandal Upanat
Ini Tujuan Pengunjung Candi Borobudur Wajib Memakai Sandal Upanat
KABUPATEN MAGELANG
Grebeg Gunungan Warnai Puncak Hari UMKM Nasional di Purworejo
Grebeg Gunungan Warnai Puncak Hari UMKM Nasional di Purworejo
PURWOREJO EKSPRES
Hukum Mentadabburi Al Quran dan Bagaimana Kalau Lupa Hafalannya?
Hukum Mentadabburi Al Quran dan Bagaimana Kalau Lupa Hafalannya?
Lifestyle
Aa
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Jawa Tengah
  • Daerah
    • Kota Magelang
    • Kabupaten Magelang
    • Temanggung
    • Wonosobo
    • Purworejo
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Redaksi
Reading: Sejarah Mallika, Kedelai Hitam Bahan Kecap Bango
Share
Aa
magelangekspres.commagelangekspres.com
Search
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Jawa Tengah
  • Daerah
    • Kota Magelang
    • Kabupaten Magelang
    • Temanggung
    • Wonosobo
    • Purworejo
  • Pendidikan
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Lifestyle
  • Redaksi
Have an existing account? Sign In
Follow US
magelangekspres.com > Blog > Lifestyle > Sejarah Mallika, Kedelai Hitam Bahan Kecap Bango
Mallika
Lifestyle

Sejarah Mallika, Kedelai Hitam Bahan Kecap Bango

Magelang Ekspres
Last updated: 2023/01/30 at 4:37 PM
Magelang Ekspres Published 30/01/2023
Share
Sejarah Mallika, Kedelai Hitam Bahan Kecap Bango
SHARE

MAGELANGEKSPRES.ID – Masyarakat Indonesia pasti tidak asing lagi dengan salah satu pelengkap masakan yang mempunyai ciri khas manis dan kental. Apalagi kalau bukan kecap manis yang terbuat dari kedelai hitam pilihan.

Dengan nama Malika, kedelai hitam itu menjadi slogan suatu produk kecap ternama yaitu kecap bango dengan ikon burung bangaunya.

Dengan bahan dasar kedelai hitam khas Indonesia ternyata kedelai ini adalah varietas unggulan yang ada di Jawa. Awalnya kedelai hitam dengan sebutan ‘Malika’ ini merupakan produk pengembangan oleh ilmuwan Indonesia.

Baca Juga: Jadikan Pertanian Lifestyle, Kementan dan Pemda Sleman Kukuhkan 777 Petani Millenial

Orang itu adalah Ir Setyastuti Purwanti MS, seorang Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta yang sudah mempopulerkan Malika. Bahkan, ia terus memopulerkan hingga dapat ditanam oleh sebagian besar petani-petani di Jogjakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Malika punya makna tersendiri dalam proses pengembangan kedelai di Jawa. Malika berasal dari bahasa Sanskerta Mallika yang berarti kerajaan.

Dalam kandungan maknanya berarti perjalanan panjang budi daya kedelai hitam hingga menjadi varietas unggul.

Beberapa alasan menyebutkan bahwa Malika menjadi varietas unggul, yaitu karena ketahanan tumbuhan ini terhadap kondisi tanah yang kering, tergenang air atau terhadap hama.

Saat itu ketersediaan kedelai hitam lokal untuk bahan baku kecap sedang terbatas, yang membuat Setyastuti bergerak untuk melakukan riset.

Sebagai permulaan dirinya membudidayakan 40 kilogram kedelai hitam ini dan ternyata usahanya sukses. Pada tahun 2002, ia mengajak para petani untuk bekerja sama menanam kembali kedelai tersebut dengan hasil produksi mencapai 1 ton.

Untuk mendapat predikat varietas unggul tentunya, malika melewati beberapa proses pengujian oleh Setyastuti dan timnya. Sebelumnya kedelai tersebut telah melalui pemurnian benih melalui seleksi masa positif dan negatif.

Selanjutnya dilakukan uji banding Malika untuk menunjukkan keunggulannya, baik dari sisi adaptasi varietas maupun hasil. Uji banding dilakukan dengan menanam enam varietas di lokasi berbeda.

Penanaman dilakukan pada musim kemarau tahun 2005 dan musim hujan tahun 2006. Uji varietas ini bekerja sama dengan Balai Penelitian kacang dan Ubi Kementerian Pertanian.

Berdasarkan uji coba tersebut terdapat hasil yang sangat bagus yaitu di daerah NTB, namun hingga saat ini penanaman masih dilakukan di Jawa karena mengingat lebih ekonomis dan mempermudah pemungutan.

Itulah sejarah singkat tentang Malika si kedelai hitam yang menjadi ikon Kecap Bango, selain dari burung bangau-nya, yang lebih dikenal dengan slogan ‘Malika itu kedelai hitam dari Bango yang saya besarkan seperti anak sendiri’ yang bersliweran di televisi bahkan sosial media. Dari penggalan kalimat tersebut memilki arti bahwa kedelai malika telah melalui proses dan perawatan yang sangat lama. (mg1)

You Might Also Like

Hukum Mentadabburi Al Quran dan Bagaimana Kalau Lupa Hafalannya?

Hukum Isteri Bekerja Membantu Suami dalam Islam, Boleh atau Tidak?

8 Pelajaran Berharga dari Hadist, Kerusakan Dan Fitnah Di Akhir Zaman

Hadir di Borobudur, Djemari Magelang Berikan Layanan Lengkap bagi yang Ingin Refleksi dan Pijat

Ini Jenis Tanaman Rempah Berharga Jutaan Yang Bisa di Tanam di Pekarangan

TAGGED: bumbu dapur, Kecap Bango, Kedelai Malika, Kementerian Pertanian, kuliner, Universitas Gadjah Mada (UGM)
Magelang Ekspres 30/01/2023
Share this Article
Facebook Twitter Email Print
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Anda harus masuk untuk berkomentar.

Follow US

Find US on Social Medias
Facebook Like
Twitter Follow
Youtube Subscribe
Telegram Follow

Weekly Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!

[mc4wp_form]
Popular News
Petani di Temanggung Mulai Panen, Harga Cabai Merah Sret Mulai Naik
TEMANGGUNG EKSPRES

Petani di Temanggung Mulai Panen, Harga Cabai Merah Sret Mulai Naik

Magelang Ekspres Magelang Ekspres 01/03/2022
Juara Lomba Krenova dan Riset Daerah Terima Penghargaan dari Bupati
Dua Motor Tabrakan, Satu Nabrak Pohon dan Terbakar, Satu Pengendara Luka Bakar
Pemkab Wonosobo Kenalkan Kawasan 5 Dieng Baru pada Kemenparekraf
Polres Musnahkan BB 77,98 Gram Sabu-sabu
- Advertisement -
Ad imageAd image
Global Coronavirus Cases

Confirmed

0

Death

0

More Information:Covid-19 Statistics

© Magelang Ekspres Online. Hak Cipta 2018

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?