MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO- SMAN Negeri 1 Purworejo merealisasikan program Share and Care untuk pengadaan alat deteksi Covid-19 produksi Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama GeNose. Program itu terealisasi melalui pengumpulan dana sukarela gotong-royong warga sekolah dan donasi dari berbagai pihak.
Waka Humas yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19 SMAN 1 dan Tim Pengadaan Barang, Pranata, menyebut bahwa program Share and Care digagas oleh Kepala SMAN 1, Nur Aziz SPd MPd BI, dan telah didukung elemen terkait di sekolah. Pengumpulan donasi dimulai pada 8 Januari 2021 dan ditutup tanggal 31 Januari 2021.
“Pada awal Februari pemesanan dimulai. Namun, karena permintaan pasar cukup tinggi, sekitar 1 bulan lebih, tepatnya tanggal 6 Maret 2021, alat tersebut baru sampai di sekolah,” kata Pranata, Minggu (14/3).
Nur Aziz menjelaskan, penggunaan alat GeNose produksi UGM penting dilakukan sebagai langkah deteksi dini dan pencegahan penularan Covid-19. Terlebih, pembelajaran tatap muka akan dimulai pada bulan Juli yang direncanakan secara bertahab mulai bulan April.
Baca juga
Masterbend Minta Kepastian Pembayaran Ganti Rugi Lahan
Mengingat harganya cukup mahal dan terbatasnya kuota, pengadaan baru dapat dilakukan untuk 1 unit GeNose. Namun, saat ini hampir semua guru dan karyawan telah melaksanakan pengecekan secara bertahap. Diharapkan, dengan kondisi yang tetap sehat dan penuh semangat akan memunculkan profil guru yang kuat dan kebal membimbing serta mendampingi siswa dalam mengapai cita-cita sebagai calon pemimpin bangsa yang unggul, berkarakter, dan mendunia.
“Untuk siswa, pada tahap awal ini di khususkan untuk kelas X terlebih dahulu yang hampir satu tahun belum pernah mengikuti pembelajaran penuh di sekolah. Kehadiran siswa kelas X di sekolah diwajibkan cek menggunakan GeNose terlebih dahulu, selanjutnya proses pembelajaran menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komite SMAN 1 Purworejo, Drs Pram Prasetya Achmad MM, mengapresiasi program Share and Care. Menurutnya, pembelajaran jarak jauh memang merupakan pilihan yang paling tepat pada masa pandemi saat ini. Namun, jika berlangsung terus menerus, maka para siswa akan kehilangan proses penalaran, budaya sekolah, dan integritas yang akhirnya percaya diri akan terkikis.
“Oleh karena itu, pembelajaran tatap muka secara bertahap untuk kelas X agar segera dilaksanakan,” ungkapnya. (top)