WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.ID– Puluhan rumah di Desa Kalidadap Wadaslintang terancam hilang, menyusul banjir bandang Sungai Luk Ulo belakangan ini.
Banjir telah mengakibatkan arah sungai berubah dan menggerus perkampungan warga. Bahkan sejumlah rumah milik warga dan pos ronda sudah tidak bisa digunakan lantaran retak retak.
Selain itu, penggerusan sungai tersebut juga menyebabkan jalan Dusun Kalidadap terbelah dan retak retak retak.
“Memang benar kondisi pemukiman Dusun Kalidadap terancam, lantaran tanahnya tergerus oleh banjir Sungai Luk Ulo,” ungkap Kades Kalidadap Wadaslintang, Wahono, Senin 3 April 2023.
Menurutnya, banjir besar tersebut terjadi sepanjang 3 tahun ini dan terakhir pada tanggal 23 Maret 2023 lalu. Banjir mengubah arah arus sungai menuju ke pemukiman warga.
“Akibat 5 rumah di Kalidadap longsor dan 9 rumah di RT O1/RW 02 terancam longsor. Untuk fasum yang rusak satu unit pos ronda dan jalan umum yang amblas dan retak retak,” bebernya.
Selain pemukiman dan fasilitas umum yang rusak, banjir Sungai Luk Ulo juga mengancam tanah sawah milik warga dan sebidang tanah bengkok Desa Kalidadap.
“Kami sudah laporkan kondisi itu ke pemerintah kecamatan, agar ada solusi untuk masalah tersebut,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Konservasi Sumberdaya Air DAS Luk Ulo Desa Kalidadap Kasiyat Tumino mengatakan bahwa perlu ada upaya normalisasi terhadap Sungai Luk Ulo, kalau tidak maka pemukiman Dusun Kalidadap dalam waktu 20 tahun akan hilang.
“Kita berharap agar pihak pihak terkait segera turun dan terutama BBWS agar segera melakukan normalisasi DAS Luk Ulo sepanjang Desa Kalidadap, karena bertambahnya waktu semakin banyak lahan pemukiman dan sawah yang hilang diterjang sungai,” ucapnya.
Sekretaris BPBD Wonosobo, Bambang Triyono membenarkan kejadian tersebut, pihaknya mengaku sudah melakukan cek lokasi dan membuat nota dinas ke pihak pihak terkait.
“Kami sudah ke lokasi dan sudah membuat nota dinas ke OPD terkait,” katanya.
Menurutnya, pemukiman Dusun Kalidadap Wadaslintang memang dalam kondisi kritis lantaran diterjang Sungai Luk Ulo.
“Ini butuh penanganan lintas sektoral apakah harus di keruk, lalu dialihkan kemudian bronjong penahan, perlu tim teknis, ” pungkasnya. (gus)