WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.ID – UMKM di Kabupaten Wonosobo terus didorong agar naik kelas dan bertumbuh. Bahkan diarahkan masuk ke rantai pasok yang terhubung dengan industri. Terkait hal tersebut, pemkab membuka diri, jika pelaku mengalami kesulitan dalam meningkatkan produk dan perluasan pasar.
“Semua izin untuk pelaku UMKM kami bantu. Pemerintah akan memfasilitasi dan menemani pelaku UKM. Kalau ada kesulitan kesulitan, tinggal telepon, nanti didampingi dinas terkait yaitu Disdagkop UKM. Saya tidak ingin ada pelaku mengalami kesulitan mengurus,” ungkap Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, usai melakukan tinjuan stand UMKM Wonosobo di Alun-alun Wonosobo.
Menurutnya, pemerintah kabupaten melalui dinas terkait membuka pelatihan gratis kepada pelaku. Termasuk juga melakukan pendampingan terhadap proses izin yang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM di Wonosobo.
“Sekali lagi kalau ada kesulitan langsung datangi kami, termasuk masalah izin edar ke BPOM, nanti akan dilakukan pendampingan,” ujarnya.
Afif menambahkan bahwa Ekspo UMKM 2023 yang digelar di Alun-alun Wonosobo dalam sepekan merupakan upaya pemerintah untuk mengkeplores produk produk UMKM agar bisa dinilai dan ditingkatkan kelasnya.
“Upaya pemerintah kabupaten didukung Kemenkop UKM, untuk mengeksplorasi hasil hasil produk lokal, tentu para pelaku bisa memanfaat kesempatan yang baik, pemerintah memberikan peluang. Kalau terus ikut ekspo nanti akan ada upgrade, jadi ada kegiatan terus meningkat. Kalau itu biasanya dikonsumsi lokal, maka naik kelas, dikonsumsi oleh pelaku yang lain,” terangnya.
Diakui bahwa pameran tersebut menjadi yang pertama kali digelar, setelah pandemi covid 19 mereda. Sehingga merupakan kesempatan yang baik bagi para pelaku untuk kembali bergairah dalam memperluas pasar serta meningkatkan kualitas produk.
“Ini mungkin acara ekspo terbesar setelah pandemi covid mereka, menjadi kesempatan besar bagi para pelaku, memang tidak mampu untuk memenuhi keinginan semua pelaku, karena lokasi terbatas,” katanya.
Sebelumnya diberitakan bahwa ratusan pelaku UMKM Wonosobo yang memproduksi makanan dan minuman di Kabupaten Wonosobo terancam tidak bisa menjual hasil produksinya. Pasalnya sebagian besar belum kantongi izin edar dari BPOM. Mereka baru memiliki PIRT dan sertifikat halal.
Ketua JARPUK Wonosobo, Nuke Maya mengatakan, masalah izin edar dari BPOM ini secepatnya harus dicarikan solusinya. Kalau tidak macet semua, pasalnya pelaku tidak bisa menjual produknya ke luar daerah, termasuk ke pasar swalayan.
Menurutnya, terdapat 300 pelaku UMKM yang memproduksi makanan khas carica Dieng, namun dari jumlah tersebut tidak lebih dari 20 persen yang mengantongi izin BPOM, selebihnya baru memiliki PIRT dan sertifikat halal. (gus)