JAKARTA,MAGELANGEKSPRES.ID – Belum lama ini Pemerintah telah menetapkan akan menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) pada tahun 2023.
Provinsi DKI Jakarta juga turut andil dalam menaikkan UMP nya sebesar 5,6% sehingga Upah Minimum di Jakarta menjadi sebesar Rp. 4.900.798.
Walaupun demikian, beberapa kalangan buruh menganggap bahwasannya kenaikan tersebut tidak akan berdampak apa-apa, dikarenakan ikut sertanya kenaikan harga BBM dan pangan pokok.
“Tidak ada dampak, Buruh tetap miskin tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok” ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal pada Selasa, 29 November 2022 lalu.
Organisasi buruh pun masih banyak yang menolak kenaikkan UMP tersebut. Said menilai kenaikan jumlah UMP di Jakarta masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan kota-kota lainnya, ia menganggap hal tersebut tidak sepadan dengan biaya hidup yang ada di Ibukota.
“UMP DKI Jakarta aja lebih kecil dibanding daerah-daerah lain, itu gak make sense” ungkap Said Iqbal
Said menjelaskan, bahwa seharusnya kenaikan UMP di Jakarta dilihat dari inflasi dan kenaikan ekonomi provinsi masing-masing.
“Setelah kita hitung, inflasi dan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta itu 10,55%. Jadi itu kita harapkan UMP naik 10,55%. Tapi UMP DKI Jakarta hanya naik 5,6% jauh itu” jelasnya.
Menurut Said Iqbal, bahwa dengan UMP sebesar Rp. 4.900.798 itu masih belum cukup.
Ia pun memberikan contoh bahwasannya untuk biaya kontrak rumah selama sebulan saja paling murah di harga Rp. 900 ribu, lalu untuk biaya makan selama 30 hari itu saja sudah mencapai Rp. 1.800.000, ditambah lagi dengan biaya transportasi sekitar Rp. 625 ribu.
Jika di total semua sudah mencapai Rp. 3.325.000 juta, berarti tersisa dana sebesar Rp. 1.575.798 belum lagi ditambah dengan biaya tak terduga lainnya, dengan gaji yang diterima Rp. 4.900.798 Said merasa hal itu masih sangat tidak cukup untuk dapat terlepas dari rantai kemiskinan.
“Itu baru tiga komponen lho. Kita dapat Rp. 4.900.798 dikurang Rp. 3.400.000 sisa Rp. 1.500.000. Belum beli baju, kalau sudah punya anak, belum jajan anak, belum beli pulsa, beli tagihan listrik. Ga manusiawi, kita kerja nggak bisa nabung,” tukasnya. (dis)