MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Viral seorang pedagang atau tengkulak sayuran asal Ngablak, Kabupaten Magelang, membuang sayur dagangannya lantaran harga yang anjlok.
Video beberapa detik itu viral setelah diunggah akun media sosial Magelang_raya pada Kamis, 26 Januari 2023. Hingga Jumat, 27 Januari 2023 pukul 13.00 WIB, video tersebut telah mendapatkan 1.867 suka, dan 326 komentar.
Dalam keterangan unggahan tersebut, seorang petani asal Ngablak, Kabupaten Magelang itu melakukan aksi buang sayur lantaran kesal sekaligus kecewa dengan harga sayuran yang terus anjlok.
Alhasil, seorang pria itu kemudian membuang beberapa untingan seledri dari mobil pikap ke saluran drainase.
Anjloknya harga sayuran membuat si petani tersebut merasa emosi dan kesal, mengingat usaha yang sudah dilakukan tak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Saat ini harga seledri terjun bebas hingga Rp400-800 per kilogram.
Sejumlah netizen pun memberi tanggapan yang beragam. Ada yang menyesalkan, penurunan harga sayuran membuat petani rugi banyak.
Hal ini akan semakin mencekik nasib mereka lantaran sulit untuk bisa menanami kembali ladang mereka.
Namun bagi warganet lain, aksi buang sayuran ini bukan merupakan tindakan yang terpuji.
Lebih elok, bila petani atau pedagang itu menyerahkan kiloan seledri kepada warga yang membutuhkan, seperti tetangga atau keluarga kurang mampu.
Hal itu akan lebih berarti, ketimbang membuang sayuran yang akan menyumbat saluran drainase.
Tidak sedikit pula, warganet yang mengkritik sistem perniagaan pertanian di Indonesia. Sebab sistem ini lah yang dianggap sebagai biang keladi membelit para petani.
Masalah seperti panjangnya mata rantai menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang lebih baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil penjualan.
Memang, fluktuasi harga hasil pertanian tidak saja dipengaruhi hukum ekonomi saja. Di mana, barang yang melimpah akan selalu turun harga seiring dengan turunnya permintaan.
Sebaliknya, permintaan yang tinggi dan stok yang menipis akan langsung membuat harga komoditas tertentu meroket.
Rupanya, hukum ini tidak berlaku bagi perniagaan khusus hasil produk pertanian. Tidak semua hasil produk petani menjadi barang langka akan langsung naik.
Sebaliknya, tidak selalu, ketika barang melimpah maka harga akan langsung anjlok.
Lalu, apa saja faktor yang mengakibatkan fluktuasi harga sayuran itu? Dikutip dari berbagai sumber, hasil produk pertanian di Indonesia masih menganut mata rantai yang panjang.
Mulai dari petani kemudian dijual ke tengkulak, dari tengkulak kemudian dijual ke pasar. Dari pedagang pasar ini barulah ke konsumen, atau bahkan bisa lebih panjang lagi prosesnya.
Panjangnya mata rantai ini menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang lebih baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil penjualan. (*)