TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Temanggung tengah membangun komitmen untuk menjadikan seluruh pasar tradisional yang ada agar lebih humanis terhadap para pengunjung.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Temanggung, Edi Purnomo. Guna mencapai realisasi target tersebut, pihaknya bersama tim terus menggelar kunjungan ke seluruh pasar tradisional di Temanggung sekaligus menjajaki diskusi terhadap para paguyuban pedagang yang ada di dalamnya.
Langkah tersebut ditempuh guna menginventarisir beragam keluhan, saran, ide dan kreatifitas dari pedagang demi terwujudnya pasar sebagai pusat ekonomi strategis berbasis kerakyatan yang mengemban prinsip mengedepankan humanisme.
“Kami terus berkunjung secara box to box ke berbagai pasar tradisional yang ada di Kabupaten Temanggung. Upaya ini semata-mata untuk melokalisir beragam kondisi riil di lingkungan pasar. Dengan kami mendengar secara langsung, maka kami paham apa yang harus kita semua lakukan agar prinsip humanisme dapat segera tercapai di seluruh pasar yang ada,” jelasnya, Selasa (19/7/2022).
Edi menambahkan, beberapa pasar yang telah dikunjungi diantaranya adalah Pasar Kliwon Rejo Amertani, Pasar Legi Parakan, Pasar Pon Kranggan hingga Pasar Candiroto. Dengan estimasi target adalah seluruh pasar di setiap wilayah kecamatan.
Menurutnya, terdapat beberapa faktor penting yang dapat menunjang terwujudnya pasar tradisional yang humanis. Antara lain adalah kebersihan, keramahan pedagang, kualitas dagangan, hingga sarana dan pra sarana penunjang di dalamnya.
“Prinsipnya simpel saja. Pengunjung yang datang merasa nyaman dan seluruh keperluan selama di dalam pasar dapat terakomodir secara baik. Apabila semuanya tercapai, target menjadikan pasar sebagai jantung ekonomi masyarakat di setiap wilayah bakal segera tercapai,” imbuhnya.
Dalam kunjungan tersebut, pihaknya juga meminta kepada seluruh pedagang untuk ikut membantu “perang dunia maya” agar lebih familiar di mata masyarakat. Terutama dengan memanfaatkan beragam platform atau aplikasi media sosial menggunakan gadget masing-masing.
“Kita wajib kenalkan pasar-pasar tradisional. Paguyuban pedagang juga kami dorong untuk itu. Sekarang kan tiap orang rata-rata punya akun media sosial. Kenapa tidak dimanfaatkan secara baik. Instagram, Facebook, Youtube, WhatsApp contohnya. Tinggal kita mau maju atau tidak,” tukasnya. (riz)