MAGELANGEKSPRES.COM, TEMANGGUNG – Kendati kasus penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PKM) yang menyerang sejumlah hewan ternak sampai sejauh ini belum terdeteksi keberadaannya di Kabupaten Temanggung, akan tetapi pemerintah daerah setempat mengaku tetap menerapkan prinsip kewaspadaan tinggi.
Bupati Temanggung, HM Al Khadziq menyebut, langkah kewaspadaan tinggi sendiri ditempuh mengingat wilayah yang ia pimpin itu secara geografis berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang, yang notabene tercatat bahwa PMK telah merebak di sana.
“Untuk kasus PMK, sejauh ini belum terdeteksi keberadaannya di Kabupaten Temanggung. Namun demikian, kami terus melakukan berbagai langkah antisipasi dan pencegahan mengingat daerah ini (Kabupaten Temanggung-red) berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang yang tercatata PKM telah merebak di sana,” ungkapnya, Selasa (24/05/2022).
Lebih jauh dijelaskan, antisipasi yang dimaksud ialah monitoring atau pengawasan yang terus-menerus dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) sekaligus memberikan beragam sosialisasi terkait PKM secara komperhensif. Mulai ciri-ciri, gejala, pencegahan, berikut langkah penanganannya.
“Melalui dinas terkait, kami terus melakukan sosialisasi yang memfokuskan pada upaya pencegahan terhadap PMK. Hal ini agar ternak masyarakat dan peternak dapat terhindar dari penyakit tersebut,” imbuhnya.
Tak hanya menempuh langkah tersebut, lanjut Khadziq, pihaknya juga secara rutin melakukan pendampingan melalui para petugas di lapangan, baik diterjunkan langsung ke kandang-kandang ternak yang tersebar di pemukiman penduduk maupun pasar-pasar hewan di berbagai penjuru kecamatan.
“Semoga PKM tidak menyebar hingga ke Kabupaten Temanggung. Oleh karena itu, kami akan terus melakukan monitoring secara kontinyu,” pungkasnya. (riz)