MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang mendorong agar pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan, guna mengembangkan potensinya. Salah satunya dengan menjajakan dagangan takjil selama bulan suci berlangsung.
“Kami mendorong agar UMKM di tiap kelurahan punya spot-spot khusus untuk menjual pasar Ramadan, atau istilahnya takjil. Harapannya UMKM setelah pandemi Covid-19 bisa bangkit lagi,” kata Kepala Disperindag Kota Magelang, Syaifullah saat dihubungi, Rabu, 15 Maret 2023.
Ia menuturkan, Kota Magelang memiliki ribuan pelaku UMKM di bidang kuliner. Selama pandemi Covid-19 mereka sulit untuk berkembang, karena dampak dari pembatasan mobilitas masyarakat.
“Sekarang Covid-19 sudah melandai, sehingga arahan dari Bapak Walikota (Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz) supaya UMKM di seluruh kelurahan, ayo bangkit dan tumbuh bersama di momen Ramadan tahun ini,” ujarnya.
Pihaknya sejauh ini masih terus mensosialisasikan di 17 kelurahan yang ada agar mengoptimalkan potensi UMKM, terutama kuliner.
“Salah satunya dengan berjualan takjil di kelurahan masing-masing. Kita akan gaungkan pasar Ramadan di semua kelurahan, dan spot-spot tertentu,” imbuhnhya.
Nantinya, setiap kelurahan diharapkan memiliki satu spot khusus untuk pasar takjil atau pasar Ramadan. Demikian halnya pasar tiban selama Ramadan, akan diprioritaskan di tempat-tempat yang tidak mengganggu arus lalu lintas.
“Untuk yang pedagang tiban Ramadan ini kemungkinan sama seperti tahun sebelumnya, antara lain di Magelang Utara itu di Armada Estate, Magelang Tengah di kompleks Alun-alun, dan Magelang Selatan di Jalan Tidar. Tapi untuk menentukannya kami masih akan koordinasi dengan Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan kepolisian terlebih dahulu,” ujarnya.
Selain mendorong UMKM bangkit di tiap kelurahan, Disperindag Kota Magelang juga mengimbau pedagang di pusat kuliner agar menghormati bulan suci Ramadan, dengan cara tidak berjualan ketika siang hari.
Kebijakan itu, lanjut dia, sudah menjadi kebiasaan pedagang kuliner di Kota Magelang, di mana selama puasa berlangsung tidak menjajakan dagangan secara vulgar.
“Sudah otomatis, mereka (pedagang pusat kuliner) berjualan mulai sore hari sampai malam. Kalau siang, tidak buka. Jadi menurut saya tidak perlu lagi ada aturan mengikat, karena kebijaksanaan ini sudah menjadi budaya seluruh pusat kuliner yang ada di Kota Magelang,” tandasnya.
Dia mencontohkan, pedagang kaki lima (PKL) di pusat kuliner Tuin van Java dan lainnya. Jika di luar bulan Ramadan terbagi menjadi dua shift, maka untuk bulan Puasa nanti, hanya disediakan satu shift saja, mulai pukul 16.00 WIB.
“Ini adalah bagian dari sikap toleransi dan menghormati umat Muslim yang tengah beribadah. Nanti PKL di Tuin van Java dan lainnya akan dijadikan satu shift,” terangnya. (mg4)