MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG TENGAH – Masih sama dengan tahun 2020, perayaan hari jadi ke-1115 Kota Magelang tahun 2021 hanya akan digelar secara sederhana. Tradisi ikonik yakni Grebeg Getuk pun dipastikan tak akan digelar bersamaan dengan momentum hari jadi yang diperingati setiap tanggal 11 April tersebut.
Hal itu dikatakan Walikota Magelang dr HM Nur Aziz usai menghadiri musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat kota di Pendopo Pengabdian, kompleks Rumah Dinas Walikota Magelang, Senin (29/3). Menurutnya, hanya akan ada tiga acara saja, sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi untuk pertama kalinya dr Aziz menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Jasa tersebut.
“Grebeg getuk tidak (diadakan) karena kita masih zona kuning. Mungkin tahun 2022 ya, kalau zona kita sudah hijau atau pandemi sudah berakhir,” katanya.
Tiga acara yang diagendakan untuk memeriahkan Hari Jadi, sebut Aziz, antara lain tasyakuran dan doa bersama, wayang kulit secara daring, dan acara virtual yang digagas kalangan milenial di Kota Magelang.
“Ini saya baru diskusi soal keterlibatan kalangan milenial, mau acara apa, yang jelas biar tidak mengundang kerumunan. Kami ingin kaum milenial tetap bisa kreatif di tengah pandemi Covid-19,” tuturnya.
Ia menjelaskan, meski digelar dengan penuh keterbatasan dan kesederhanaan, perayaan hari jadi diyakini tak akan menurunkan makna dan semangat warga Kota Magelang. Aziz meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat bergotong-royong untuk mengangkat derajat kesejahteraan seluruh warga.
“Saya harap gelora dan semangat hari jadi ini bisa mengena sampai ke hati OPD, pejabat, ASN, dan seluruh masyarakat. Kita ingin mewujudkan visi dan misi di antaranya yang paling krusial adalah pengentasan angka kemiskinan,” jelasnya.
Aziz memaparkan saat ini ada sekitar 9.270 warga Kota Magelang yang berada di bawah garis kemiskinan. Upaya menurunkan itu, kata dia, menjadi tanggung jawab semua pihak.
“Saya harap di momen hari jadi ini, menjadi awal dari misi kami, masalah kemiskinan bisa teratasi, pendidikan semakin baik, dan perekonomian lebih membaik lagi,” tandasnya.
Menurut Aziz, strategi awal yang dibutuhkan untuk mengentaskan kemiskinan adalah keabsahan dan kevalidan data. Ia pun menginginkan agar Dinas Sosial dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) berkolaborasi untuk membuat data angka kemiskinan diperbarui setiap bulannya.
“Kebijakan itu mendasari pada data-data yang ada. Untuk itu saya minta supaya data-data diperbaharui tidak hanya setahun sekali, apalagi sampai lima tahun, tapi sebulan sekali. Karena ekonomi masyarakat itu sangat dinamis, sehingga jangan terlalu lama data-data ini dijadikan acuan. Harus yang terbaru dan terupdate,” imbuhnya.
Aziz optimis, masalah kemiskinan bisa terkurangi di awal ia menjabat. Terlebih ia menilai semangat pejabat OPD dan ASN sangat tinggi di Kota Magelang.
“Saya optimis dengan semangat bersatu, kita tidak lagi kubu satu dua, sekarang kita adalah satu, untuk mewujudkan masyarakat Kota Magelang yang maju, sehat, dan bahagia. Kategori bahagia di sini adalah cita-cita seluruh warga. Tidak mungkin orang punya keinginan tidak bahagia. Yang pasti kebahagiaan adalah idaman setiap manusia,” ujarnya.
Masih soal kemiskinan, dokter spesialis penyakit dalam tersebut mengungkapkan, pemerintah senantiasa akan memberikan pendampingan dan bimbingan kepada warga miskin. Demikian halnya dengan stimulus ekonomi, lanjutnya, Pemkot Magelang mulai tahun 2022 akan merealisasikan bantuan dana RT sebesar Rp30 juta per tahun.
“Kita akan bimbing realisasinya di lapangan. Kita harapkan dengan adanya dana RT Rp30 juta, angka kemiskinan bisa menurun di Kota Magelang,” katanya. (wid)
Leave a comment