MAGELANGEKSPRES.COM – INDONESIA merupakan negara yang terletak di kawasan tropis. Wilayah Indonesia memiliki iklim yang lembab dan panas sepanjang tahun, serta memiliki banyak hutan hujan tropis. Hutan ini terletak di wilayah tropis, terutama di sekitar khatulistiwa, di daerah seperti Amerika Selatan, Afrika Tengah dan Barat, Asia Tenggara, dan beberapa pulau di Samudra Hindia dan Pasifik salah satunya Indonesia. Negara bagian dari ASEAN ini terdapat hutan hujan tropis yang membentang dari sabang sampai merauke. Banyaknya kawasan hutan hujan tropis tersebut, membuat Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang melimpah.
Sumber daya alam tersebut mencangkup beberapa sumber alam yaitu sumber daya hutan, sumber daya lahan, sumber daya air, dan sumber daya tambang dan mineral. Sumber daya alam sering digunakan sebagai bahan material dalam konstruksi bangunan. Penggunaan sumber daya alam dalam konstruksi bangunan harus memperhatikan prinsip keberlanjutan dan konservasi lingkungan. Sumber daya alam tambang dan mineral menjadi penyumbang paling banyak untuk dunia konstruksi contohnya bijih besi.
Bijih besi merupakan sumber daya alam tambang dan mineral yang sering digunakan. Sumber daya alam ini sangat vital dalam penggunaan sebagai bahan konstruksi. Namun, sumber daya alam jenis ini penggunaannya harus dijaga sebaik mungkin, karena tidak bisa diperbarui. Selain sumber daya alam tambang dan mineral, sumber daya alam hutan menjadi sumber daya alternatif dalam dunia konstruksi. Sumber daya alam hutan termasuk kayu dan bambu memiliki kualitas yang sangat baik seperti halnya sumber daya alam tambang dan mineral.
Sumber daya alam kayu adalah kekayaan alam yang meliputi jenis-jenis pohon kayu yang tumbuh di hutan atau hutan yang dikelola secara berkelanjutan. Kayu merupakan bahan yang sangat penting dalam berbagai industri seperti konstruksi, furnitur, kertas, kemasan, dan banyak lagi. Kayu mempunyai kontribusi yang besar dalam pembangunan infrastruktur bagi negara-negara yang memiliki sumber daya alam kayu yang melimpah. Indonesia sendiri memiliki kayu paling terkenal yaitu, kayu ulin dari pulau Kalimantan.
Kayu ulin adalah jenis pohon kayu keras yang ditemukan di Indonesia, Malaysia dan Brunei. Kayu ulin dikenal karena memiliki kerapatan dan kekuatannya yang tinggi. Kayu ini sangat tahan lama dan tahan terhadap pembusukan dan rayap, sehingga ideal untuk digunakan dalam konstruksi dan pembuatan kapal. Kayu ulin juga dihargai karena keindahannya, warna dan teksturnya yang kaya, sering digunakan untuk membuat furnitur, barang dekoratif, dan lantai. Kayu ulin sangat dihargai dipasar global dan harganya mahal. Jenis kayu ini kian menipis dan merupakan spesies yang dilindungi akibat penebangan liar terus menerus.
Penebangan liar kayu ulin sering dilakukan oleh para pemburu kayu yang mengambil kayu dari hutan tanpa izin dan tanpa mengikuti aturan-aturan perlindungan lingkungan. Penebangan liar ini menyebabkan kerusakan parah pada lingkungan dan membahayakan keberlangsungan hidup kayu ulin serta ekosistem sekitarnya. Penebangan liar yang tidak disertai reboisasi akan berdampak pada jumlah kayu ulin yang semakin menipis dan sukar ditemukan. Ancaman penebangan liar memrpercepat status kayu ulin akan punah , oleh karena itu perlu adanya alternatif lain misalnya bambu.
Bambu telah lama digunakan sebagai bahan konstruksi di beberapa wilayah di dunia, khususnya Asia dan Amerika Latin. Bahan ini digunakan sebagai pengganti kayu untuk membangun jembatan, bangunan, pondasi, atap, dinding, dan beberapa elemen lainnya. Penggunaan bambu pada dunia konstruksi di Indonesia dikembangkan baru-baru ini. Penggunaan bambu menciptakan inovasi konstruksi tanpa bergantung pada material besi dan meminimalisasi tindakan illegal logging pada tanaman kayu. Bambu juga tumbuh cukup cepat dan dapat diperbarui, sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan yang besar seperti penggunaan besi yang tidak terbarukan. Bambu dipilih sebagai material konstruksi dengan alasan material ini memiliki kekuatan tarik dan tekan yang baik.
Bambu memiliki kekuatan yang signifikan dan dapat menahan beban yang cukup besar. Ketika diproses dengan teknik yang tepat, bambu dapat menghasilkan struktur yang kuat dan tahan lama. Kekuatan bambu tergantung pada beberapa faktor, termasuk spesies bambu, usia, dan kondisi tumbuhnya. Bambu memiliki rasio kekuatan-berat yang sangat baik dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya seperti kayu, baja, atau beton. Bambu memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi daripada baja, sehingga dalam beberapa kasus, bambu bahkan lebih kuat daripada baja dengan berat yang sama. Selain kekuatan tarik, bambu juga memiliki kekuatan tekan yang baik.
Kekuatan tekan bambu dapat mencapai sekitar 200-300 MPa (megapascal), yang merupakan angka yang cukup tinggi. Kekuatan tekan Ini membuat bambu cocok untuk digunakan dalam struktur yang perlu menahan beban tekan, seperti tiang atau kolom. Namun, perlu dicatat bahwa kekuatan tekan bambu dapat bervariasi tergantung pada spesiesnya. Ada lebih dari 1.400 spesies bambu yang ditemukan di seluruh dunia, dan beberapa spesies memiliki kekuatan tekan yang lebih tinggi daripada yang lain. Selain itu, pemrosesan dan perlakuan bambu juga dapat mempengaruhi kekuatan tekannya. Perencanaan dalam teknik pengawetan bambu dapat meningkatkan kekuatan tekan dan ketahanannya.
Perencanaan yang tepat membuat struktur bambu bisa digunakan untuk konstruksi jalan tol. Spesifik tentang aspek keamanan, kekuatan, dan kendalan yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan melaksanakan konstruksi jalan tol dengan struktur bambu. Namun, perlu diingat bahwa bambu merupakan bahan bangunan yang sangat kuat, ringan, dan tahan terhadap tekanan dan getaran, sehingga penggunaanya membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan ini dapat menjadi alternatif yang berkelanjutan dan efektif untuk bahan-bahan konvensional pengganti seperti beton dan baja. Tindakan ini perlu dilakukan penelitian dan pengujian yang komprehensif untuk mengevaluasi potensi dan kelayakan penggunaan bambu dalam konstruksi jalan tol. Selain itu, perencanaan memastikan bahwa struktur tersebut memenuhi semua persyaratan keamanan, keandalan, dan kualitas yang diperlukan.
Struktur jalan tol merupakan elemen-elemen bentuk fisik jalan tol dan memungkinkan kendaraan melintas dengan aman dan lancar. Beberapa komponen utama dari struktur jalan tol meliputi permukaan jalan, pondasi, lapisan penahan air, struktur jembatan, dan ruas jalan keluar masuk kendaraan. Dalam perencanaan struktur jalan tol harus memperhatikan lingkungan dan sosial sekitar. Perencanaan struktur ini meliputi perlindungan terhadap habitat alam, pengurangan polusi, mitigasi dampak pada masyarakat sekitar, dan konservasi sumber daya alam. Penting untuk merencanakan, merancang, dan membangun struktur jalan tol dengan memperhatikan standar dan regulasi yang berlaku serta mengikutsertakan para ahli dalam proses tersebut untuk memastikan keselamatan dan keandalan jalan tol. Penerapan teknologi terbarukan seperti bambu telah diterapkan pada perencanaan struktur jalan tol Semarang-Demak.
Tol Semarang-Demak salah satu bukti bahwa pembangunan infrastruktur Indonesia telah menerapkan inovasi terbarukan. Ruas tol ini terdapat bagian struktur yang menjadi perencanaan sebuah pondasi menggunakan bambu. Bambu digunakan dalan pondasi jalan tol ini berfungsi sebagai matras untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar menjadi lebih kuat dan kokoh. Perlu diketahui, pada salah satu titik jalan tol Semarang-Demak memiliki karakteristik tanah dengan klasifikasi very soft soil atau tanah lunak. Penggunaan matras bambu ini juga sebagai area perbatasan tanggul laut untuk mengurai banjir rob yang sering melanda kawasan lokasi dari tol Semarang-Demak. Dalam perencanaan inovasi struktur jalan tol tersebut tentunya telah dilakukan kolaborasi dengan para ahli, insinyur, dan pihak berwenang untuk memastikan bahwa semua faktor ini diperhatikan dengan baik dan proyek dapat berjalan dengan sukses. (*)
Penulis: M. Asfa Sakiful Khakim, Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Tidar