KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz meminta masyarakat dan semua pihak untuk tidak terlena, melihat penurunan kasus harian sampai saat ini. Dokter spesialis penyakit dalam tersebut meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan patuh terhadap kebijakan PPKM Level 4 yang masih diberlakukan hingga 9 Agustus 2021.
”Memang ada penurunan signifikan, tapi kondisi ini masih harus diwaspadai. Target kita adalah nol kematian akibat Covid-19,” kata dr Aziz, saat ditemui usai sidang paripurna di DPRD Kota Magelang, Kamis (5/8).
Menurutnya, perkembangan baik bahwa saat ini bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan di Kota Magelang, sudah di bawah angka 70 persen. Hanya saja, penurunan BOR ini menjadi tidak ada artinya, jika angka kematian dan kasus hariannya masih sama.
”Jumlah penduduk di Kota Magelang itu 128.000 jiwa. Kalau ada 5 orang saja meninggal seminggu, itu sudah, langsung level 4 PPKM,” jelasnya.
Ia menambahkan, rekomendasi WHO menetapkan suatu daerah kabupaten/kota soal situasi Covid-19 di sebuah wilayah terbagi dalam empat level. Untuk level 4, adalah situasi di mana terdapat lebih dari 150 kasus Covid-19 per 100 ribu penduduk, lebih dari 30 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100 ribu penduduk, dan lebih dari 5 kasus meninggal per 100 ribu penduduk.
Sementara istilah PPKM level 3 artinya adalah kondisi di mana ada 50-150 kasus Covid-19 per 100 ribu penduduk, 10-30 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100 ribu penduduk, dan 2-5 kasus meninggal per 100 ribu penduduk di daerah tersebut.
Di Kota Magelang sendiri, sebut Aziz, angka kematian masih tinggi. Sedangkan kasus baru di kisaran belasan angka. Meski begitu, status Kota Magelang diprediksi akan tetap di level 4 jika tidak ada penurunan kasus yang signifikan.
”Tidak cukup hanya BOR turun, tapi angka kematian juga targetnya kita nolkan. Mudah-mudahan, hasil penyekatan di tingkat RT/RW ini berjalan efektif, sehingga kasus aktif juga berkurang. Untuk bisa mencapai level 1-2 kita butuh paling tidak kasus harian tidak lebih dari 7 orang per minggu, dan angka kematian hampir tidak ada,” paparnya.
Dengan kondisi sekarang ini, meskipun hanya ada 15 orang kasus konfirmasi baru, tetap belum bisa mengubah status level di Kota Magelang. Padahal data ini memperlihatkan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan Juli lalu, mencapai 100 lebih kasus harian. Hingga saat ini, total kasus konfirmasi Covid-19 di Kota Magelang telah mencapai 5.220 kasus.
Dari jumlah itu angka kesembuhan mencapai 4.535, masih dirawat 83 orang, isolasi di rumah 355 orang, isolasi di hotel 19 orang, dan meninggal dunia sebanyak 228 jiwa.
”Kita tidak bisa mengusulkan penurunan level kepada pemerintah pusat. Apalagi Kota Magelang, dengan jumlah penduduknya 128.000 jiwa, maka paling tidak seminggu itu tidak ada korban jiwa karena Covid-19. Itu baru kita bisa level satu dan dua,” imbuhnya.
Selama satu pekan ke depan, Aziz mengaku sudah mempersiapkan segala sesuatunya, jika nanti Kota Magelang akan mendapatkan perpanjangan PPKM Level 4. Penyekatan RT/RW, kata dia, akan tetap diberlakukan, karena sejauh ini strategi tersebut mampu menurunkan risiko penularan Covid-19.
”Termasuk penyekatan di jalan raya, kita optimalkan, karena terbukti mampu mengurangi mobilitas warga. Mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakit kita itu adalah penduduk luar Magelang. Posisi kita yang berada di tengah-tengah, sehingga perlu dicegah, salah satunya dengan penyekatan,” terangnya.
Dia berharap, semua pihak untuk menggencarkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar mengenali tanda-tanda Covid-19 dan langsung melakukan isolasi terpusat. Menurut Aziz, antara isolasi mandiri di rumah dengan isolasi terpusat, kesembuhan lebih cepat bagi mereka yang menjalani isolasi terpusat.
”Karena kesehatannya dipantau, asupan gizinya, dapat ekstra fooding, sirkulasi udara, dan faktor-faktor lain, yang membuat sembuhnya semakin cepat, dibanding isolasi di rumah,” ujarnya. (wid)