MAGELANGEKSPRES.COM – Memetik pelajaran berharga dari hadits Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam tentang kerusakan dan fitnah akhir zaman. Nasehat Rasulullah yang disampaikan kepada sahabat sudah kita rasakan di zaman sekarang. Semakin buruk bila dibanding zaman sebelumnya. Pelanggaran terhadap syariat Islam terjadi di mana-mana. Kesyrikan, kemaksiatan, kemungkaran dan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah Ta’ala menjadi bagian dari kegiatan manusia. Tontonan menjadi tuntutan, tuntunan justru menjadi tontonan. Yang halal justru diharamkan dan yang haram justru dihalalkan.
Dari Zubair bin Adi ia berkata, Kami mendatangi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, kemudian kami mengadu kepadanya tentang apa yang kami rasakan dari (kekejaman) Al-Hajjaj. Selanjutnya Anas berkata,
“Bersabarlah kalian, sesungguhnya tidak akan datang suatu masa kepada kalian kecuali zaman yang datang sesudahnya lebih buruk daripada sebelumnya, sehingga kalian menemui Rabb kalian (meninggal dunia). Aku mendengar hal itu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Al-Bukhari, no. 7068).
Belajar dari hadits tentang kerusakan dan fitnah akhir zaman maka bisa dipetik pelajaran berharga di zaman ini. Sejumlah pelajaran berharga dari hadits yang dipetik adalah :
1. Penjelasan secara umum bahwa tidak ada suatu zaman, kecuali lebih buruk dari sebelumnya. Kondisi dalam ketaatan dalam beragama lebih buruk.Keburukan ini bukan berarti keburukan secara mutlak dan umum, tetapi terkadang buruk pada hal tertentu dan baik pada hal yang lain.
2. Bolehnya mengadukan perkara pemimpin atau penguasa kepada para ahli ilmu yang mumpuni dan bertakwa.
3. Hikmah para ahli ilmu dalam memandang setiap masalah umat secara mendalam, pandangan mereka jauh ke depan mengukur dan menimbang setiap maslahat dan mudharat berdasarkan ilmu dan bashirah dari Allah Yang Mahakuasa.
4. Disyariatkan untuk bersabar atas segala musibah dan petaka, dan menyibukkan diri dengan amal shaleh dan kebajikan
5. Penjelasan tentang tersebarnya keburukan dan kerusakan di akhir zaman.
6. Mengandung perintah untuk bersabar terhadap para pemimpin sekalipun mereka itu berbuat zalim dan aniaya. Sebab kita memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah Ta’ala. Kelak mereka akan menjadi lawanmu pada hari Kiamat, jika mereka menzalimimu.
Janganlah kamu mengira bahwa kezaliman yang ada di dunia akan pergi begitu saja tanpa ada pertanggungjawabannya. Karena hak makhluk akan ditunaikan pada hari Kiamat. Maka kamu akan duduk bersama mereka di hadapan Allah Ta’ala untuk diadili dengan seadil-adilnya. Bersabarlah dan tunggulah kelapangan, maka kamu akan memperoleh ketenangan jiwa dan ketetapan hati. Menunggu kelapangan merupakan ibadah kepada Allah.
7. Isyarat halus bahwa manusia itu tergantung dari agama penguasanya. Apabila pemimpin menzalimi manusia dan rakyatnya, maka biasanya hal itu disebabkan karena perbuatan dan kezaliman manusia itu sendiri juga.
8. Menolak mafsadat besar dengan mengambil mafsadat yang paling ringan. Hal ini termasuk bagian dari kaidah Islam ketika dihadapkan pada dua kerusakan, yang tidak terdapat pilihan yang lain lagi.
Inilah pelajaran berharga yang bisa dipetik dari hadits Rasulullah tentang kerusakan dan fitnah akhir zaman. Semoga Allah Ta’ala terus melindungi kita di zaman yang penuh fitnah ini. (*)