KABUPATEN MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Setelah beberapa tahun terakhir hanya dapat diselenggarakan secara online, tahun ini Akhirussanah SMP IT Ihsanul Fikri Mungkid Magelang akhirnya dapat digelar secara offline. Angkatan 18 yang bernama Zenith Dirgantara Generation atau disingkat Zetha Gen, berkesempatan menjalani wisuda secara langsung di kompleks Pondok Pesantren Ihsanul Fikri Pabelan, Ahad (12/6/2022).
Kesempatan ini turut dihadiri kedua orang tua masing-masing, bahkan ada yang disemarakkan juga oleh anggota keluarga lainnya seperti adik dan nenek.
Sejak sebelum pukul 07.00 WIB, tamu undangan mulai berdatangan memasuki tempat acara. Diiringi nasyid dari Ihsanul Fikri Voice, hadirin diantar para guru yang bertugas menuju kursi yang telah disediakan sesuai urutan absensi kelas masing-masing.
Tepat pada pukul 07.30 WIB, para wisudawan dan wisudawati Zetha Generation memasuki ruangan, dan Akhirussanah Zetha Generation yang bertempat di GOR H. Asy’ari dibuka secara resmi dua MC, yakni Aylin Sarah dari kelas 8G dan Saihan Ayuri dari kelas 8H.
Alvarino Royhan Elfikri Zain membacakan Tasmi’ hafalan ayat suci Alquran surat Al Hasyr ayat 18 sampai 24. Berikutnya, seluruh hadirin mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan Mars JSIT dan Mars SMP IT Ihsanul Fikri Mungkid, dengan dipandu oleh Ulil Albab, S.Pd selaku dirigen.
Sambutan pertama disampaikan Kepala SMP IT Ihsanul Fikri Mungkid, Drs. Khanifudin Zuhri. Khanifudin mengatakan terkadang Allah menyayangi kita dengan cara yang berbeda.
“Misalnya diberi sakit, diberi ujian. Begitu juga guru. Kalau guru sesekali marah pada kalian, itu adalah bentuk sayang kami kepada kalian,” katanya.
Sambutan yang kedua disampaikan Ketua Yayasan, Anas Azis, S.Pd, M.M. Anas berpesan agar para wisudawan tidak melupakan jasa orang tua.
Sambutan ketiga dari R. Sukoco selaku Dewan Pembina Yayasan Tarbiyatul Mukmin Pabelan. Sukoco menegaskan, bagi para alumni yang melanjutkan studi di JSIT, maka tradisi kecintaan kita pada Alquran ada yang mengawasi.
“Sementara anak yang tidak melanjutkan di JSIT, yang mendaftar di SMA negeri atau di sekolah non boarding school, maka kami harap kedekatan terhadap Alquran yang tiga tahun ini sudah jadi bagian kehidupan, kami harap jangan dibuang. Bapak ibu wali murid, mari kita hidupkan lagi tradisi ngaji bareng habis Maghrib,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Aziz Amin Mujahidin, M.Pd menyampaikan petuah agar para alumni senantiasa menjaga almamater, menjaga hafalan, dan menjaga kebiasaan baik yang dipelajari selama di Ihsanul Fikri.
Di sela-sela acara, banyak sekali diputarkan video-video ucapan selamat dan pesan-pesan dari alumni kepada wisudawan-wisudawati Zetha Gen.
Prosesi selanjutnya adalah Wisuda Tahfiz, yang dilaksanakan tepat pada pukul 09.00 WIB. Ada dua siswa yang mendapatkan kehormatan menjalani wisuda tahfiz, yaitu Raihan Asyifa Hibatullah dan Reza Ahmad Munbaits.
Dalam prosesi ini, kedua wisudawan tahfiz tersebut diberi selempang kehormatan, lalu masing-masing memasangkan mahkota dan mengalungkan bunga untuk ayah dan ibunya.
Prosesi wisuda tahfiz ini berjalan syahdu dengan iringan nasyid Hafiz Qur’an dari Ihsanul Fikri Voice. Rangkaian acara selanjutnya adalah taujih singkat dan doa dari Ustadz Sholihin Muzahim, Lc.
“Kewajiban kita terhadap Alquran ada lima, yaitu (1) Mengimani Alquran, (2) Belajar membaca Alquran, (3) Memahami isinya, (4) Menghafalkan Alquran. Hafidzul Alquran itu bukan dia yang hanya pernah menghafal, tapi yang pernah menghafalnya dan terus selalu menjaganya. Dan kewajiban kita yang terakhir juga adalah (5) Mengamalkan Alquran. Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya,” jelasnya.
Rangkaian acara berikutnya adalah penghargaan kepada wisudawan dan wisudawati terbaik. Wisudawan terbaik diraih oleh Muhammad Fikri Aufa dari kelas 9A. Sedangkan wisudawati terbaik diraih oleh Asma Aulia Mufliha dari kelas 9E.
Agenda setelah itu adalah prosesi wisuda seluruh kelas 9 putra dan 9 putri oleh wali kelas masing-masing. Diselingi dengan pemutaran video nostalgia Zetha Generation, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian pesan dan kesan dari perwakilan wisudawan, Muhammad Azzam Abdillah.
Azzam mewakili teman-temannya menyampaikan rasa terima kasih untuk Bapak-Ibu guru. Dia mengajak teman-teman Zetha Generation bernostalgia.
“Di sini kita telah belajar cara merajut ikatan tanpa ikrar atau janji. Kita akan rindu cerita seru saat malam hari. Ingat pesan Pak Kasban, pemuda tak boleh tidur nyenyak. Terima kasih pada Bapak-Ibu guru yang telah mengorbankan sebagian besar waktunya. Maaf sedalam mungkin untuk Bapak-Ibu guru kami. Tentang amanah yang tak terlaksana, maupun acuh kami pada nasehat yang telah diberikan. Terima kasih pula untuk Bapak-Ibu, Ayah-Bunda, Abi-Ummi, yang telah menunjukkan pada kami bahwa hidup itu indah.
Azzam lalu mengajak seluruh Zetha Gen untuk mengungkapkan segala rasa kepada kedua orang tua masing-masing. Suasana haru menyeruak seketika. Banyak sekali yang berpelukan, berurai air mata bahagia, dan mengambil foto momen kenangan.
Acara selanjutnya adalah penyampaian pesan dan kesan dari perwakilan orang tua wisudawan. Ustadz Cahyadi Takariawan, ayahanda dari Revolusi Qalba Qaumy menyampaikan beberapa hal, di antaranya ucapan terima kasih dan maaf, serta kesan berharga bahwa beliau sebagai orang tua, sangat merasakan dampak didikan dari guru-guru ikhlas Ihsanul Fikri yang masih terus melekat pada diri anak-anaknya, sampai ada yang sudah lulus dan sekarang kuliah di UNS.
Rangkaian acara setelahnya adalah penghargaan akademik. Di antaranya ada penghargaan untuk peringkat 1 paralel putra dan peringkat 1 paralel putri, peringkat akademik per kelas, penghargaan untuk siswa-siswi terbaik kelas bahasa dan saintek, penghargaan untuk siswa siswi terinspiratif, kemudian penghargaan untuk siswa dengan capaian hafalan 30 juz, capaian hafalan di atas 15 juz, dan capaian hafalan 15 juz, baik putra maupun putri.
Acara selanjutnya ialah penyerahan kenang-kenangan dari Zetha Generation untuk sekolah. Dan tibalah pada rangkaian acara terakhir, yaitu taujih dan doa penutup dari Ustadz Ahmad Kasban Syarqawi, Lc.
Kasban mengatakan dalam taujihnya ukuran keimanan adalah koneksitas dengan Allah. Maka ukuran yayasan kita, keluarga kita, adalah kedekatan santri kita dengan Allah.
“Apakah santri-santri kita sudah punya kedekatan pada langit ke tujuh atau belum,” tandasnya.
Seluruh rangkaian acara Akhirussanah Zetha Generation berlangsung tertib, khidmat, lancar, dan tepat waktu. (rls/adv)