KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Selama satu tahun lebih, jada konveksi di Kota Magelang mengalami kemunduran, kini perlahan mulai merangkak. Selain didukung pemerintah, naiknya geliat usaha ini karena aktivitas masyarakat mulai pulih.
Seperti diakui Pemilik Vins Clothing Magelang, Yosepha Hervin bahwa pesanan pembuatan baju, celana, jaket, atau setelan baju dan celana di tempatnya mulai menggeliat kembali. Hal ini seiring dengan aktivitas masyarakat yang mulai kembali menuju normal.
“Kegiatan olahraga sudah bisa, sekolah sudah masuk, wisata pun sudah boleh di beberapa destinasi, apalagi pemerintahan yang memang sudah aktif cukup lama, ini yang membuat pesanan konveksi ada lagi,” katanya, kemarin.
Dibandingkan sebelumnya, di mana sebagian aktivitas masyarakat dibatasi, membuat orang enggan pesan baju untuk seragam. Saat ini meski masih terbatas, tapi sudah bisa jalan bersama yang membuat orang ingin memiliki pakaian seragam.
“Sudah merangkak naik lagi. Dulu saat ngedrop, kita lebih banyak mengerjakan pesanan masker hingga 10.000 pcs. Ini berkat bantuan atau dukungan dari Pemkot Magelang melalui Disperindag, sehingga usaha kita mampu bertahan,” jelasnya.
Dia bercerita, usahanya mulai dirintis pada tahun 2012. Berawal dari seringnya mendapat pesanan kaos seragam olahraga saat bekerja di toko alat-alat olahraga.
“Dari situ terpikir untuk membuka usaha sendiri. Lalu saya coba belajar ke seorang teman yang sudah menggeluti usaha konveksi itu. Menariknya, saya disarankan untuk langsung beli mesin saja,” tuturnya.
Saat ini ia sudah mapan dengan usahanya yang beralamat di Jalan Singosari Magelang Selatan itu. Sudah ada 10 karyawan tetap dan 4 karyawan tidak tetap yang membantunya menjalankan usaha konveksi ini.
Selama menjalankan usaha, jumlah pesanan bervariasi dan berasal dari Kota Magelang hingga luar kota bahkan luar Jawa. Pelanggannya hampir merata dari kalangan pemerintahan, sekolah, Polri, TNI, tour agent, hingga komunitas.
“Pesanan macam-macam ya, pernah terbanyak 2.000 pcs berupa kaos Polo. Untuk saat ini, kami masih membutuhkan perhatian pemerintah, seperti masalah permodalan baik bentuk cash flow maupun bentuk alat. Di masa pandemi ini banyak usaha konveksi yang butuh modal,” ungkapnya. (wid)