MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Di balik indahnya suasana Kota Magelang yang tentram dan penuh senyuman ternyata masih ada segilitir kisah pilu yang menyayat hati.
Buktinya, melalui laman instagram resmi yang dibagikan oleh @sandaljepitanbareng, ada seorang lanjut usia (lansia) yang mengidap penyakit stroke dengan kondisi yang miris.
Masih di video unggahan komunitas kemanusiaan itu, nenek tidak berdaya itu berada di kamar yang sebenarnya tidak layak huni.
Pemilik Sandal Jepitan Bareng, Budi Irawanto menyebutkan, dirinya menemukan seorang nenek dengan kondisi tidak berdaya.
Saat melihat kisah pilu itu, pihaknya segera berbegas memberikan pertolongan.
“Namun, sudah ada komunitas disabilitas yang sampai di lokasi. Mereka mulai membersihkan kamar nenek,” katanya, Selasa, 21 Februari 2023.
Mantan anak jalanan yang memimpin komunitas kemanusiaan itu mengatakan, rekan seperjuangannya mulai memberikan uluran tangan kebaikan dengan bergotong-royong dan bekerja sama untuk memberikan tempat yang layak bagi sang nenek.
“Kami bersama-sama membersihkan kamar sang nenek serta menggantikan keperluan untuk beristirahat,” tambahnya.
Tak lama kemudian, semangat Budi CS semakin memuncak tatkala tetangga setempat ikut menyalurkan kepeduliannya guna merawat nenek berambut sebahu itu.
“Lalu kami membagi tugas, ada yang merebus air hangat untuk keperluan mandi nenek, ada yang pergi untuk membelikan pakaian untuk nenek,” terangnya dengan mata yang berbinar.
Tidak hanya itu, pihaknya turut memenuhi kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk tinggal, seperti perlak, kasur, hingga selimut agar nenek tersebut bisa tidur dengan bersih dan nyaman.
Baca Juga : Sukirman, ODGJ yang Membakar Rumahnya Sendiri, Dibawa ke Rumah Penampungan Dinsos Temanggung
“Saat saya mendengar cerita dari saudaranya yang merawat si nenek benar-benar bikin saya nangis. Bahkan, si anak terpaksa putus sekolah,” tuturnya.
Belum selesai masalah itu, karena rumah sederhana itu kini nyaris diputus aliran air dan listriknya. Itu karena sudah dua bulan terakhir, mereka tidak sanggup membayar tagihan listrik dan air.
“Kasihan sekali anak ini harus putus sekolah. Dia juga menjadi tulang punggung keluarga, karena hanya merawatnya seorang diri. Ditambah masalah keuangan yang membelit, sehingga mereka tidak bisa membayar tagihan listrik dan air selama beberapa bulan,” ungkapnya.
Melalui cerita ini, Budi ingin menyadarkan kepada masyarakat Kota Magelang bahwa masih banyak potret memprihantikan yang terpanjang di sudut kota kecil ini.
Ia berharap, kegiatannya ini bukan untuk mendorong objek pemberian nilai manfaat tetapi memberikan getaran yang sama untuk tidak henti-hentinya peka terhadap sesama.
Baca Juga : Marjinugroho : Pendataan Warga Miskin Seharusnya Rutin Dimutakhirkan
“Mereka harus merasakan rasa memberi bukan berbagi, dan membantu bukan mereka yang dibantu,” pesannya.
Dia ingin agar orang yang dianggap remeh dengan stigmatisasi tidak berdaya bisa diberikan ruang untuk terus berkarya dan menjadi sosok yang luar biasa.
Pria yang tinggal di Perumnas Kalinegoro, Mertoyudan, Kabupaten Magelang itu juga memberi ungkapan terima kasih kepada pihak lain yang ikut memberikan pendampingan kesehatan dan fasilitas kesehatan yang memadai dalam mendukung kesembuhan nenek lansia yang ditemukannya itu. (mg4)