MAGELANGEKSPRES.ID – Sedekah merupakan amal sholeh yang disyariatkan dalam Islam. Semakin banyak sedekah yang kita lakukan secara otomatis akan menambah pundi-pundi pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan syarat sedekah dilakukan secara ikhlas dan sesuai syariat yang diajarkan oleh Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam.
Contohlah para sahabat yang sepanjang hidupnya selalu berlomba-lomba bersedekah. Bagaimana kalau tidak mampu? Syariat Islam tidak hanya membatasi sedekah dengan harta benda yang kita miliki. Namun setiap amal kebaikan adalah sedekah asalkan dilakukan secara ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam.
Sedekah Tanpa Mengeluarkan Harta :
Inilah amal sedekah yang dicontohkan Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam :
1. Ucapan Subhanallah itu sedekah
2. Ucapan Allahu Akbar itu sedekah
3. Ucapan Alhamdulillah adalah sedekah
4. Ucapan Laa Ilaaha Illallah adalah sedekah
5. Menyuruh kepada amal kebajikan itu sedekah
6. Melarang kemungkaran itu sedekah
7. Mendatangi istri itu dapat pahala sedekah
Dalilnya,
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ أَيْضًا ـ ، أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ ، قَالُوا لِلنَّبِيِّ ﷺ : يَا رَسُولَ اللهِ! ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالأُجُورِ ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي ، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ ، وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِهِمْ ؟! قَالَ : ❲ أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُونَ بِهِ ؟! إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ❳ ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ! أَيَأْتِيْ أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ ، وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ ؟! قَالَ : ❲ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ ؛ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيْهَا وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ ؛ كَانَ لَهُ أَجْرٌ ❳ . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ [١٠٠٦] .
Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu, bahwa ada beberapa orang sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam pernah mengeluh, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi dengan membawa pahala yang besar.
Mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami mengerjakannya, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.
” Akhirnya Beliau menanggapi, “Bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kalian jalan untuk bersedekah? Sesungguhnya setiap tasbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil terhitung sedekah, mengajak berbuat baik itu sedekah, mencegah kemungkaran termasuk sedekah pula, dan berhubungan badan dengan istri kalian adalah sedekah.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin salah seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya lalu mendapatkan pahala?” Kemudian Beliau menjawab, “Bagaimana pendapat kalian seandainya dia melampiaskannya di jalan yang haram, bukankah dia berdosa? Demikian juga jika dia letakkan pada jalan yang halal, maka ia memperoleh pahala.”
(HR. Muslim)
Hadits ini menceritakan bagaimana para sahabat Nabi, sangat bersemangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Mereka shalat, mereka puasa, tapi ada amalan lain yang tidak bisa mereka lakukan. Maka mereka mengatakan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, mengeluh,
يَا رَسُولَ اللهِ! ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالأُجُورِ
Orang-orang kaya ini borong pahala, dibawa semua sama mereka!
Para sahabat tidak iri dengan rumah-rumah megah yang dibangun oleh orang-orang kaya. Mereka tidak iri dengan melihat kendaraan-kendaraan mewah yang mereka miliki, dengan baju-baju mewah yang dikenakan mereka. Mereka tak silau dengan harta yang dimiliki orang-orang kaya tersebut. Namun yang membebani pikiran mereka adalah orang-orang kaya itu dapat pahala yang tidak mereka dapatkan.
Apa? Disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka itu shalat seperti kita shalat, puasa seperti kita puasa. Karena tadi, ibadah shalat, ibadah puasa: ibadah badan. Yang orang pokok punya badan biasa melakukannya. Yang enggak bisa dilakukan oleh yang miskin:
وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِهِمْ
Mereka sedekah dengan kelebihan harta mereka. Kita enggak mampu, Nabi Shallallahu alaihi wasallam!
Bahkan kondisinya, itu orang-orang kaya yang membantu kita, yang bantuin para sahabat yang miskin, yang memberikan makan kepada para sahabat yang miskin. Subhanallah.
Lalu Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wasallam berusaha untuk menghibur para sahabat. Sebab, para sahabat hanya memahami bahwa sedekah itu dengan harta. Memang itu yang menjadi bekal utama orang bersedekah
{ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ }
“Dari apa yang Kami rezekikan (yakni harta), mereka berinfak.”
Lalu Rasulullah mengatakan, “Bukankah Allah sudah jadikan buat kalian?!”
❲ أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُونَ بِهِ؟! ❳
Kalian kan mau sedekah urusannya, Allah sudah menjadikan buat kalian yang dengannya kalian sedekah.
Disebutkan, capan Subhanallah itu sedekah, ucapan Allahu Akbar itu sedekah, ucapan Alhamdulillah sedekah, ucapan Laa Ilaaha Illallah sedekah, menyuruh kepada amal kebajikan itu sedekah, melarang kemungkaran sedekah. Bahkan mendatangi istri itu dapat pahala shadaqah.
Ini tentang pentingnya niat ketika seorang mendatangi istrinya. Niat untuk menjaga diri dari yang haram. Mendatangi istri itu sedekah maka kalau bicara orang yang sering mendatangi istri dengan niat menjaga kehormatan dirinya, maka dia akan dapat pahala sedekah dan akan terjaga kehormatan dirinya. Niatkan hal itu! Dan jangan lupa membaca doa ketika mendatangi istri.
Para sahabat bingung ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan sampai yang seperti itu (mendatangi istri) dapat pahala sedekah. Apa kata mereka? Ya Rasulullah! Mereka heran. Ini orang mendatangi istrinya, syahwat tapi kok dapat pahala sedekah!
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membandingkan bagaimana kalau seseorang mendatangi yang haram. Tentu orang tersebut mendapatkan dosa.
Maka ketika dia mendatangi yang halal, itu akan dapat pahala sedekah. Maka niatkan mengamalkan sesuatu sebagai bentuk pengabdian kepada Allah Jalla Jalaluh, mengharapkan keridhaan-Nya.
Rasulullah juga menyebutkan bahwa luqmah itu yaitu sesuap makanan yang diangkat oleh suami diberikan kepada istrinya itu dapat pahala sedekah.
Inilah semangat para sahabat yang selalu berlomba-lomba untuk kebaikan yang patut kita teladani. Untuk melakukan amalan-amalan kebaikan, termasuk sedekah tidak harus menggunakan harta kekayaan. Namun amalan-amalan kebaikan seperti dicontohkan Rasullah adalah sedekah. Niatkan secara ikhlas karena Allah Ta’ala dengan mengikuti petunjuk Rasulullah. (*)
Sumber : Kajian Islam Sunnah