MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Ketercapaian angka kepemilikan sanitasi sehat yang hampir sempurna, tidak menghentikan langkah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang untuk berhenti bersosialisasi. Justru, Bappeda semakin gencar membangun pemahaman tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat.
Kepala Bappeda Kota Magelang, Handini Rahayu, mengakui bahwa salah satu pekerjaan rumah (PR) organisasi perangkat daerah (OPD) Kota Magelang itu adalah menciptakan kesetaraan pemikiran tentang kebersihan dan kesehatan.
“Memang kita telah mencapai angka 98 persen tapi 2 persen itu, angka-angka terakhir yang lebih sulit, meskipun banyak merasa 2 persen itu tinggal sedikit tapi yang paling sukar diubah. Tugas kita adalah bagaimana merubah mindset,” kata Dini, sapaan akrabnya, Sabtu, 25 Maret 2023.
Ia mengatakan, kurangnya angka 2 persen tersebut dapat diraih dengan mengubah sikap apatis masyarakat terhadap lingkungan bersih, sehat, aman dan nyaman.
“Sebenarnya perbedaan mindset itu bukan salah mereka hanya saja mereka belum tahu dan sadar akan pentingnya memiliki lingkungan yang bersih melalui kepemilikan sanitasi yang sehat,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, mantan Kepala Disperkim Kota Magelang tersebut, menyebut akan mengejar sisa target dengan menggejot ekuavalensi fasilitas pelayanan dasar secara adil dan menyeluruh. Salah satunya melalui strategi jamban sehat dan aman bagi masyarakat Kota Magelang.
“Ada angka sekitar 1000-an sekian pada tahun 2023 untuk pengadaan sanitasi sehat tetapi ini belum aman, karena dalam sekali pengerjaan ini prosesnya cukup panjang tergantung dari kasus, data lengkapnya ada di DPUPR,” ungkapnya.
Dikatakan Dini, pihaknya akan turun tangan melakukan intervensi guna mencapai sinergitas bersama dengan seluruh elemen pentahelix antara lain pemerintah, pemangku kepentingan, perusahaan, relawan hingga media massa.
“Diperlukan peran serta oleh semua aspek, apalagi dalam memberikan kesadaran terkait PHBS itu harus dilakukan secara masif baik dari Dinas Kesehatan atau melalui organisasi sosial seperti Forum Tembang Tidar (FTT), mereka yang lebih paham saat terjun ke masyarakat, karena memang benar-benar dari masyarakat,” lanjutnya.
Pendekatan tersebut dirasa menjadi persuasif yang efektif untuk menggugah kesadaran masyarakat. Terlebih lagi, karena FTT sendiri merupakan komunitas yang bergerak di bidang khususnya dalam menaruh perhatian terhadap PHBS. (mg4)