TEGAL, MAGELANGEKSPRES.ID – Tiga tahun terakhir setiap musim hujan, Kabupaten Tegal selalu dilanda banjir. Penyebab banjir karena resapan air semakin berkurang.
Lahan kosong yang biasanya untuk tadah hujan, kini sudah alih fungsi, menjadi permukiman warga, pabrik dan bangunan lainnya.
Bupati Tegal Umi Azizah menjelaskan tidak hanya itu, sejumlah sungai besar juga belum dinormalisasi. Sejauh ini, Bupati Umi mengaku sudah kerap melaporkan ke Pemprov Jateng untuk adanya normalisasi sungai di Kabupaten Tegal.
“Kemarin pas banjir, saya juga langsung lapor ke Pak Gubernur Ganjar. Saya minta agar secepatnya ada normalisasi,” kata Bupati Umi, saat Refleksi 4 Tahun Kepemimpinan Bupati Tegal Umi Azizah dan Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie, di Rumah Dinas Bupati, Minggu malam 8 Januari 2023.
Refleksi itu dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Tegal Mochammad Faiq, Sekda Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono, jajaran Forkopimda, seluruh kepala OPD dan Anggota DPRD, ulama, tokoh agama, aktifis dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Menurut Umi, untuk mencegah terjadinya banjir, masyarakat harus membuat resapan air atau biopori di sekitar rumah. Selain itu, kesadaran masyarakat juga harus terus ditingkatkan ihwal stop buang sampah sembarangan.
Umi tak menampik, masyarakat masih banyak yang membuang sampah di sungai. Sehingga saluran sungai tersumbat dan imbasnya air meluap ke permukiman warga.
Tidak hanya itu, pohon keras di wilayah atas juga banyak yang ditebang untuk alih fungsi lahan. Sehingga resapan air berkurang. Umi pun mengajak warga agar tidak menebang pohon keras.
“Prinsipnya, bencana banjir ini tidak hanya tanggungjawab dari seseorang semata, tapi seluruh masyarakat. Kita harus bersinergi, bersama-sama mencegah terjadinya banjir,” ujarnya. (rateg)