TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Tak seperti suasana perayaan tahun lalu, pada Idul Adha tahun 2022 ini tingkat penjualan ternak para pedagang merosot. Hal ini tak terlepas dari faktor penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang juga merambah hingga Kabupaten Temanggung.
Sopyan, salah seorang pedagang sapi mengaku untuk Idul Adha tahun ini, omset dagangannya merosot drastis dibanding tahun sebelumnya.
“Sepi, tidak seperti Idul Adha tahun lalu. Tahun kemarin saya bisa jual sampai 25 ekor sapi, tetapi tahun ini pesanan yang datang sangat jarang,” jelasnya, kemarin.
Ia mengaku, meski harga jualnya masih terbilang stabil, di angka Rp 18 sampai Rp 22 juta per ekor, marak merebaknya PMK di beberapa daerah disinyalir menjadi penyebab utama turunnya permintaan sapi dari masyarakat kendati saat pelaksanaan Idul Adha.
“Kalau harganya sama seperti tahun lalu, cuma sepi permintaannya. Saya ambil sapi lokalan dan sekitar Wonosari, Yogyakarta,” imbuhnya.
Setali tiga uang dengan sapi, permintaan ternak kambing atau domba juga mengalami penurunan yang lumayan drastis. Sudiyono, salah seorang pedagang asal Kecamatan Kranggan mengaku pada Idul Adha tahun ini penjualannya turun hingga 50 persen dibanding momentum serupa di tahun sebelumnya.
Hal ini diperparah dengan harga jualnya yang ikut-ikutan menurun. Dari biasanya mencapai Rp 3 juta per ekor, kini turun rata-rata hingga Rp 250 ribu per ekornya.
“Sekarang agak sepi dan harganya turun. Sebelumnya saya bisa jual 45 ekor. Sekarang paling hanya 20 an saja. Bukan karena PMK, tapi mungkin jatuhnya Idul Adha bebarengan dengan tingginya kebutuhan masyarakat untuk biaya masuk sekolah,” pungkasnya. (riz)