WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.ID – Bupati Afif Nurhidayat bersama Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar memantau Pasar Penampungan Sapuran. Mereka mengaku prihatin atas kejadian tersebut. Kebakaran yang terjadi pada Rabu (18/1/2023) malam yang menghanguskan 85 kios.
“Setelah kami bersama melihat kondisi pasca kebakaran, atas nama Pemkab Wonosobo ikut prihatin, atas musibah yang menimpa Pasar Penampungan Sapuran. Kepada para pedagang yang terdampak kami mohon kesabaran nya, musibah ini adalah ujian,” ungkap Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat.
Menurutnya, pemerintah tentunya akan mencarikan jalan keluar bagi para terdampak sebagai solusi pasca kebakaran. Sehingga diharapkan bisa membantu dan meringankan beban pedagang yang lapaknya terbakar.
“Tentunya ini menjadi perhatian bagi kami pemerintah kabupaten, untuk mencari jalan keluar, skema apa yang bisa kita lakukan untuk membantu pedagang sapuran yang terdampak musibah ini,” katanya.
Selain itu ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan membantu dalam penanganan saat terjadi kebakaran, termasuk para pedagang sendiri yang secara sigap terlibat dalam penanganan saat terjadi kebakaran.
“Kalau tidak segera dilakukan pengamanan kemungkinan bisa habis, namun atas kerja keras dan gotong royong semua pihak bisa teratasi,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Wonosobo, Bagiyo Sarastono mengatakan jumlah pedagang atau lapak yang terdampak kebakaran di pasar penampungan sisi selatan total sebanyak 85 lapak. Namun, ada 15 lapak yang kosong, sementara yang aktif sebanyak 70 pedagang, jadi total yang terdampak kebakaran sejumlah 70 lapak.
“Total pedagang disini 1.000 lebih, nama yang terbakar di sisi selatan sebanyak 85, tapi ada 15 lapak yang kosong. Sementara untuk pedagang yang aktif sebanyak 70, nah yang 70 ini yang terkena secara langsung, ya tempatnya ya isi dagangan juga,” terang Bagiyo.
Bagiyo menambahkan kerugian yang dialami atas musibah ini secara pasti belum bisa ditaksir, harus menunggu hasil identifikasi dari Tim Identifikasi dari Polda Jawa Tengah terlebih dahulu.
“Kerugian sampai saat ini belum bisa ditaksir, kita harus menunggu hasil TIM Identifikasi dari POLDA Jateng,” katanya.
Sedangkan ketua paguyuban pedagang setempat, Suharyono, mengatakan dengan adanya musibah ini para pedagang berharap untuk segera dipindah ke lokasi pasar baru yang sudah selesai pembangunanya.
“Berhubung ada musibah seperti ini mungkin segera dipercepat untuk pemindahan ke Pasar Sapuran yang sudah selesai dibangun, yang semula rencananya bulan Mei, namun berhubung adanya musibah ini kami ingin segera dipindahkan ke pasar yang baru,” katanya. (gus)