TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID – Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Temanggung menjadi sorotan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kabupaten Temanggung. Hal itu karena IPM selama tahun 2022 belum menunjukan hasil yang bagus.
Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Temanggung A Syarif Yahya mengatakan, penilaian IPM tidak hanya pada peningkatan pendidikan bagi masyarakat saja.
Akan tetapi, ada beberapa unsur lainnya yang juga berpengaruh pada indeks pembangunan manusia di Kabupaten Temanggung.
“Memang peningkatan pendidikan menjadi sorotan utama, namun ada unsur lainnya yang juga wajib dipenuhi,” kata Syarif Yahya, Kamis 6 April 2023.
Syarif Yahya menambahkan bahwa di bidang pendidikan, dilihat dari data yang dihimpun Fraksi PPP DPRD Kabupaten Temanggung, IPM di Temanggung masih sangat rendah.
Rata-rata masyarakat baru menempuh pendidikan sampai 7,5 tahun setara kelas VIII SMP semester 1.
Kondisi ini lanjut Syarif Yahya, masih sangat jauh dari target pemerintah pusat tentang wajib belajar 9 tahun. Padahal program ini sudah sejak lama, namun tingkat keberhasilan dari program ini masih jauh dari harapan.
Selain pendidikan kata Syarif Yahya, bidang kesehatan juga masih jadi sorotan. Sebabnya, angka stunting di Kabupaten Temanggung masih di angka 16 persen lebih.
Hal ini masih sangat jauh dari target yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar 14 persen.
“Masih di atas target nasional, ke depan harus ada terobosan sehingga angka stunting bisa terus turun,” imbuh Syarif Yahya.
Selain itu, Dwi Lindawati anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Temanggung, menambahkan bahwa berdasarkan data capaian target indikator sasaran daerah terhadap angka rata-rata lama sekolah (ARLS) terealisasi sebanyak 7,41 persen dari target 7,65 persen.
“Target indikator sasaran daerah terhadap ARLS tidak terpenuhi, langkah apa yang harus dilakukan pemerintah sehingga ke depan target bisa dipenuhi. Ini jadi pekerjaan rumah bersama,” kata Dwi Lindawati.
Sedangkan angka Harapan Hidup (AHH) dan Indek Kinerja RSUD yang merupakan indikator kebutuhan dasar bidang kesehatan, menunjukkan angka target terpenuhi, tetapi bila disandingkan dengan kondisi pada akhir-akhir ini tidak relevan yaitu terhadap tingginya angka stunting. (set)