WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM – Komunitas Pedagang Kecil (Kompak) Kabupaten Wonosobo membentuk kepengurusan di tingkat kecamatan di 15 kecamatan se-Kabupaten Wonosobo di Gedung Haji Wonosobo pada Kamis (26/5). Diharapkan kegiatan yang mereka jalankan mampu meningkatkan pertumbuhanan ekonomi di kabupaten dingin ini.
“Dua tahun diterpa pandemi, kondisi perekonomian secara nasional mengalami depresi, Wonosobo juta tidak lepas dari kondisi tersebut, nmun pertumbuhan ekonomi kita lebih baik. Hal ini tidak lepas dari berbagai peran masyarakat termasuk komunitas pedagang kecil,” ungkap Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo, kemarin saat menghadiri HBH kompak di gedung haji.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di Wonosobo, masih diangkat 3,62 persen, itu diatas rata-rata di jateng. Namun hal tersebut belum bisa dibanggakan, lantaran Indek pembangunan manusia ( IPM) masih rendah. Di sisi lain angkat kemiskinan ekstrim masih cukup tinggi.
“Pertumbuhan ekonomi kita sudah baik, tapi di sisi lain kita masih menjadi kabupaten miskin. Bahkan ada 44 desa di Wonosobo dihantui dengan kemiskinan ekstrim. Itu ditandai dengan jumlah anak stunting yang tertinggi di Jateng,” katanya.
Berkaitan dengan program pemulihan ekonomi, Pemkab Wonosobo akan menggelontorkan program bantuan subsidi bunga bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Wonosobo. Program tersebut diharapkan mampu menggerakkan kembali roda perekonomian wonosobo secara lebih cepat.
Sementara itu, Ketua Kompak Wonosobo, Saad Priyono mengemukakan bahwa pembentukan pengurus Kompak sampai level kecamatan ini, diharapkan akan membentuk pasar-pasar wisata di daerah atau kecamatan-kecamatan. Hal ini dilakukan untuk menggali potensi ekonomi yang ada di daerah-daerah di Wonosobo.
“Kita kan sudah membentuk pasar wisata minggu pagi di kabupaten. Jadi kedepannya kami tidak hanya membentuk di pusat kota, tetapi akan membentuk di pusat kecamatan atau titik-titik keramaian di kecamatan. Sehingga perekonomian di tingkat kecamatan juga berputar,” jelasnya.
Menurutnya, potensi perputaran ekonomi pedagang kecil di Wonosobo sangat luar biasa. Misalnya rata-rata PKL yang berdagang di depan kantor DPRD setiap hari minggu penghasilannya sekitar Rp 300 sampai Rp 400 ribu. Sementara itu, Kini Kompak Wonosobo menaungi sebanyak 15 asosiasi pedagang kaki lima (PKL) dan pedagang kecil lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Wonosobo.
“Kalau jumlah seluruh pedagang kecil di Wonosobo mencapai 12 ribu, meski yang terdaftar di Kompak baru sekitar 700 lebih. Saya tengah berikhtiar untuk membentuk Kompak di tiap kecamatan, agar pedagang kecil semakin kuat,” jelasnya.
Pembina Kompak Wonosobo, Idham Cholid menegaskan, bahwa pedagang kecil sejak awal punya modal utama kekuatan dan kemandirian. Kuat bukan dalam kontek melawan pemerintah tapi berjuang untuk memberdayakan diri.
“Sejak dulu pedagang kecil tidak tergantung dengan pemerintah. Mereka sudah terbiasa mandiri. Hanya sudah selayaknya jika pemerintah lebih peduli untuk memberdayakan para pedagang kecil yang ada,” pungkasnya. (gus)