TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM – Kebijakan pemerintah pusat terkait dengan rencana kenaikan cukai hasil tembakau (CHT), menjadi salah satu kendala bagi petani tembakau di Temanggung. Oleh karena itu petani tembakau berharap pemerintah bersedekah kebijakan agar ke depan petani tembakau bisa lebih sejahtera.
“Harapan kami pemerintah pusat dan pabrik rokok bisa membuat kebijakan yang lebih pro dengan petani tembakau,” harap Ketua DPC APTI Temanggung, Wirawan kemarin.
Apalagi kata Wirawan, saat ini petani tembakau sedang panen raya, kebijakan-kebijakan dari pemerintah pusat dan pabrik rokok sangat diharapkan petani agar bisa mendongkrak harga jual tembakau.
“Petani tembakau sangat mendambakan pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memberikan kedamaian dan peningkatan kesejahteraan. Petani minta pemerintah keluarkan kebijakan yang pro petani, yakni yang mendukung eksisitas petani tembakau, bukan kebijakan yang selalu memojokkan petani,” harapnya.
Wirawan mengatakan kebijakan tersebut diantaranya pemerintah tidak hanya
memikirkan pengendalian tembakau dengan selalu menaikan cukai dan mengabaikan rakyat kecil. karena menurutnya rencana kenaikkan cukai pemerintah menjadi salah satu yang bukan propetani,
tetapi memberatkan petani.
Ia mengatakan, industri atau pabrik rokok juga bersodakoh kebijakan dengan membeli hasil panen dengan harga baik sampai akhir musim panen. Sehingga petani bisa merasakan musim panen dan bisa tersenyum.
“Jangan seperti tahun kemarin sudah pandemi harga hancur, dan cukai naik,” katanya.
Dikatakan di musim tembakau ini harga tembakau masih berkisar Rp45.000-Rp50.000 per kilogram dan sebagian kecil juga ada yang Rp50.000-Rp55.000 per kilogram. Sementara harga tembakau dari Gunung Sumbing kualitas premium sudah mencapai Rp62.500 pe rkilogram.
“Tapi tembakau yang dihargai lebih dari Rp60.000 masih sangat sedikit,” katanya.
Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPN APTI), Agus Parmuji berpendapat rencana pemerintah akan menaikan cukai hasil tembakau (CHT) tahun 2022 akan berdampak pada penurunan volume rokok. Akibatnya, penyerapan tembakau turun. Turunnya penyerapan tembakau sangat dirasakan petani.
“Jangan sampai musim tembakau saat ini akan menjadi pandemi ekonomi jilid III. Sebab, kami khawatir akan mengulang seperti kejadian panen musim 3 tahun sebelumnya. Sedang asik panen pemerintah naikkan cukai,” katanya. (set)