MAGELANGEKSPRES.COM, PURWOREJO – Warga Desa Ngombol Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo digemparkan dengan penemuan mortir pada Senin (6/7). Bahan peledak tersebut ditemukan di timbunan pasir yang digunakan untuk pengurukan lapangan voli.
Benda yang berbentuk seperti jantung pisang itu sempat dibuat mainan oleh anak-anak desa setempat. Hingga akhirnya salah satu warga yang merupakan pensiunan TNI mengetahui bahwa benda tersebut adalah mortir dan langsung melaporkannya ke Polsek Ngombol. Laporan kemudian diteruskan ke tim Gegana Polda Jateng dan kini mortir diledakkan oleh tim Gegana di persawahan desa setempat, Selasa (6/7).
Kapolsek Ngombol Iptu Suwardiyono menyebut mortir ditemukan pada Senin (5/7) sekitar pukul 13.00 WIB. Kemudian laporan masuk ke Polsek pukul 15.00 WIB.
“Mortir tersebut berwarna hitam kecoklatan, berbentuk seperti jantung pisang dan saat ditemukan sudah berkarat,” kata Kapolsek saat dikonfirmasi di lokasi penemuan mortir, Selasa (6/7).
Salah satu tim Gegana Polda Jateng, Iptu Slamet Subagyo, mengungkapkan bahwa mortir tersebut masih aktif, bejenis mortir sedang, memiliki panjang 28 Cm, diameter 8 Cm dengan kaliber 2 inch. Namun, kode dan tahun pembuatan sudah tidak terlihat karena mortir dalam keadaan sudah berkarat.
Menurutnya, mortir telah diledakkan di persawahan Desa Wonoboyo Kecamatan Ngombol oleh tim Gegana Polda Jateng pada pukul 14.00 WIB.
“Kami tidak bisa memastikan apakah itu peninggalan perang atau sisa-sisa latihan. Tapi jika dilihat dari bentuknya, diduga itu adalah peninggalan perang dunia,” ungkapnya.
Kepala Desa Ngombol, Suryanyo, menyampaikan, kronologi penemuan mortir berawal dari Karang Taruna Desa Ngombol membutuhkan pasir urug untuk pembuatan lapangan voli. Pasir urug diambil dari Kecamatan Grabag dan diangkut ke lapangan Desa Ngombol menggunakan truk dam. Saat truk sampai di lapangan ada kerusakan pada pengungkitnya sehingga pasir diturunkan secara manual oleh warga. Pada saat penurunan pasir itulah ditemukan mortir.
“Mortir sempat dibuat mainan oleh anak-anak karena awalnya tidak tahu kalau itu mortir. Lalu ada warga sini yang kebetulan juga pensiunan koramil melihat dan tahu kalau itu mortir,” jelasnya.
Setelah diketahui bahwa benda tersebut adalah mortir, pihak desa langsung melaporkan ke polsek setempat. Mortir kemudian ditutup kotak kayu dan di sekitarnya ditandai dengan garis polisi.
Purwanto (53), salah satu warga setempat yang juga relawan SAR lintas, menyebut area tempat pengambilan pasir dulunya memang tempat untuk latihan tembak.
“Dua bulan sebelum kejadian ini di Desa Njerukan Kecamatan Ngombol juga ada penemuan mortir serupa di tumpukan pasir yang diambil dari tempat yang sama,” ucapnya. (top)