WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM – Desa Butuh Kecamatan Kalikajar diresmikan sebagai Desa Sentra Domba dan Omah Galeri Mbek oleh Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar. Launching desa tersebut untuk melestarikan Dombos sebagai Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) Kabupaten Wonosobo.
Acara launching Desa Sentra Dombos dan Omah Galeri Mbek dihadiri juga oleh Dandim 0707/Wsb, Polres, Kepala Dinas Pariwisata Budaya dan Ekonomi Kreatif, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan, Ketua Forum Desa Berdaya Jawa Tengah, Kepala Desa Butuh.
Sebagaimana diketahui dombos atau domba Wonosobo merupakan spesies domba genetik Kabupaten Wonosobo. Domba hasil persilangan antara jenis texel dan lokal ini mendapat nama dombos setelah diresmikan nama tersebut oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006.
Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar menegaskan agar domba tidak sembarangan dijual keluar Wonosobo, pasalnya dombos saat ini diminati oleh banyak pihak, padahal populasi dombos belumlah banyak. Maka melestarikan dombos harus menjadi perhatian serius seluruh peternak dombos di Wonosobo.
“Jangan mudah tergiur harga mahal yang akhirnya mengorbankan nilai terbaik dari dombos untuk jangka panjang,” pintanya.
Pemkab Wonosobo melalui OPD terkait berkomitmen untuk mengawal pengembangan dombos, sehingga dari sisi populasi akan meningkat, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani peternak.
“Upaya -upaya pengembangan harus terus dilakukan diiringi dengan kreativitas produk-produk yang berbahan utama dombos, bisa dari bulu atau kulitnya,” ujar Gus Albar.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Wonosobo memberikan apresiasi atas upaya Rumah Zakat ikut melestarikan dombos. Selain Desa Butuh, Rumah Zakat juga membina peternak dombos di Desa Bomerto di Kecamatan Wonosobo. Bahkan kelompok ternak di Desa Bomerto berhasil mendapatkan juara 1 sebagai kelompok ternak terbaik Jawa Tengah.
Sementara itu, Branch Area Relations Rumah Zakat, Luistanto menyampaikan, harapannya agar peternak di Desa Butuh bisa lebih berdaya dengan dikukuhkannya Desa Butuh sebagai Desa Sentra Dombos. Apalagi dombos juga dapat diambil bulunya sebagai bahan serat untuk berbagai produk.
“Dombos ini selain tampangnya besar, bulunya bernilai,” katanya.
Menurutnya, untuk menjaga kelestarian dombos, sudah melakukan pendampingan di Desa Bomerto serta Desa Butuh Kalikajar. Pihaknya juta mendatangkan dua ahli ternak dari kalangan akademisi .
“Selain launching Desa Sentra Dombos, juga diresmikan Omah Galeri Mbek. Mbek bukan sekedar bermakna suara domba, mbek merupakan singkatan dari Mbangun Bersama Ekonomi Kreatif. Di dalam omah galery dijual hasil olahan bulu dombos dan berbagai hasil karya masyarakat Desa Butuh,” pungkasnya. (gus)